Hingga hadirlah proyek mega raksasa seperti pembangunan Waduk Jati Gede di Wado, Bandara Internasional Kertajati di Majelengka dan Tol Cisumdawu.
Terutama Tol Cisumdawu paling terasa dampaknya. Tol ini vital untuk menghubungkan Bandung ke Bandara Internasional Kertajati.
Bandara pengganti Bandara Internasional Soekarno Hatta yang masuk ke Provinsi Banten pasca Provinsi Jawa Barat mekar.
Bandara Kertajati yang dibangun dalam dua periode kepemimpinan Gunernur Ahmad Heryawan itu memang menyisakan akses yang belum terkoneksi.
Yaitu antara Bandung dengan Tol Purbaleunyi dan Cirebon dengan Tol Cipali. Era Gubernur Kang Emil akses yang tertunda itu dilanjutkan dan selesai.
Selama pembangunan Tol Cisumdawu Kota Sumedang yang sunyi terusik. Deru alat berat siang-malam memecah keheningan kota.
Bukit-bukit diratakan. Sawah-sawah ditimbun, pepohonan ditebangi demi terbuka akses baru.
Dari Tol Cisumdawu orang-orang Sumedang banyak yang mendapat keuntungan.
Lahan-lahan mereka yang kena pembangunan jalan tol diganti untung. Mulai puluhan juta, ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Begitu jalan Tol Cisumdawu membelah Sumedang, kabupaten yang sekian lama sunyi itu mulai jadi perbincangan.
Terutama karena icon Tol Cisumdawu yang dikenal Terowongan Kembar atau Cisumdawu Tunel ada di Sumedang.
Begitu jalan tol Cisumdawu dioperasikan untuk seksi 1 sampai seksi 3 Cimalaka, banyak yang ingin sekadar merasakan masuk terowongan kembar.
Foto-foto atau video-video terowongan kembar Tol Cisumdawu berseliweran jadi pesan di WhatsApp Group, Twitter,. Instagram, Facebook, atau jadi foto status.
Pun nama Cimalaka menjadi begitu banyak disebut-sebut di televisi, medsos, radio, atau tertulis di koran-koran. Terutama saat Lebaran tahun 2022 dan Lebaran tahun 2023.
GT Cimalaka jadi ujung perjalanan Tol Cismundawu dari arah Cleunyi. Jadi pintu masuk bagi pengendara dari arah Cirebon.
Lebaran 2022 di Cimalaka kota kecamatan perlintasan itu kendaraan-kendaraan dari Tol Cisumdawu yang mau lanjut ke Cirebon memadat dan macet.