“Itu lahannya orang tua. Senengnya minta ampun. Dari 500 batang itu akhirnya bisa 4 kali panen. Harga cabai saat dijual di harga 50 ribu per kilo saat itu,” tutur dia.
Sandra menyebutkan, satu pohon cabai rawit bisa menghasilkan minimal 0,5 kilogram. Hanya saja di musim tanam perdana itu tidak semulus yang dibayangkan.
Mantan narapidana sukses menggarap kebun cabai rawit di Desa Pancawangi, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya.-istimewa-radartasik.disway.id
“Maklum pemula. Jadi dari 500 pohon itu panen 4 kali. Hasilnya lebih dari 2 kuintalan. Alhamdulillah, memacu semangat,” bangga dia.
Melihat hasil yang dirasakan, Sandra berpikir keras. Ingin meningkatkan hasil yang jauh lebih membanggakan. Uang hasil panen 500 pohon lantas dijadikan modal awal.
“Akhirnya uang hasil penjualan jadi modal, ditambah uang dari simpanan istri. Lahannya pun diperluas. Sekarang hampir satu hektar. Yang ditanam sekarang itu lebih dari 1.200 pohon,” ungkapnya.
Dia garap kebun cabai rawit terletak tidak jauh dari rumah tempat tinggalnya di Desa Pancawangi, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya.
Untuk garap kebun cabai rawit seluas itu, dia ditemani rekan-rekannya. Pemuda daerah pengangguran ia rekrut.
Kerja bersama dan menikmati hasil bersama pula. Panen parsial sejak hari Senin 05 Juni 2023 sudah dilakukan. Sedikitnya 50 kilogram sudah didapat.
“Itu di cabang pohon saja yang dipanen. Baru parsial. Mungkin dua atau tiga hari lagi semuanya dipanen,” harapnya.
Hebatnya lagi, mantan narapidana kasus Narkoba ini punya pemikiran jauh ke depan. Dia tidak hanya ingin usaha mandiri dan dirasakan sendiri.
Sandra punya mimpi untuk membuka lahan-lahan lainnya di wilayahnya. Kemudian merekrut para pemuda pengangguran termasuk para mantan narapidana untuk diberdayakan.
“Di tempat kami ini banyak lahan gamblung, Pak! Tidak berfungsi dan tidak dimanfaatkan sama sekali. Sayang banget kan?” tuturnya.
BACA JUGA:Mobil Dinas Desa Buniasih Tasikmalaya Hilang Dicuri Maling