Di materi khutbah juga dibahas tentang terjadinya Gerhana Bulan atau Gerhana Matahari harus diyakini sebagai bukti kekuasaan Allah SWT.
Kejadian gerhana tidak boleh dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa tertentu.
BACA JUGA:Mata-Mata PSG dan Manchester United Tonton Aksi Tammy Abraham Saat Melawan AC Milan
Misalnya peristiwa kematian seseorang. Ini dicontohkan Rasulullah SAW saat wafat anaknya yang bernama Ibrahim.
Bertepatan dengan suasana duka itu sahabat melihat Rasulullah menangis sedih.
Rasulullah ketika ditanya sahabat mengakui dirinya sedih karena putranya wafat.
Tapi saat sahabat ada yang bertanya tentang Gerhana Matahari yang berlangsung bersamaan wafatnya putra beliau, langsung Rasulullah membantahnya.
Dalam sebuah hadist dari Abu Masud r.a. dia berkata: Nabi saw telah bersabda: Sesungguhnya matahari dan Bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kami melihat gerhana keduanya, maka berdirilah dan kerjakan sholat (HR L-Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan ajaran Agama Islam saat terjadi Gerhana Bulan Penumbra nanti bukan bunyi-bunyian yang ditabuh.
Tetapi saat Gerhana Bulan Penumbra lebih banyak mengumandangkan takbir mengagungkan kekuasaan Allah SWT penguasa alama semesta.
Maka tidak heran jika 4 hari lagi Gerhana Bulan Penumbra yang akan berlangsung 5-6 Mei 2023 kembali berkumandang takbir dari setiap masjid.
Suasana malam itu mirip ketika takbiran malam Idul Fitri 1444 H yang baru 2 pekan berlalu.