TASIK, RADARTASIK.COM – Kementerian Kesehatan bersama IDI dan IDAI akan menggelar penyuluhan TBC Anak secara serentak di seluruh Indonesia.
Penyuluhan yang bakal diselenggarakan pada Hari Jumat 24 Maret 2023 itu untuk segera akhiri TBC Anak Indonesia.
Untuk akhiri TBC Anak Indonesia, masyarakat mengenal dulu apa itu tuberkulosis, pencegahan, penularan dan pengobatannya.
TBC sering disebut flek. Penyakit menular. Bukan keturunan. Penyebab adalah kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis).
BACA JUGA: MUSUH Persib Musim Ini Sangat Berbahaya karena Kontra Strategi Luis Milla, Persib Kerap Kecolongan
Pasien aktif dapat menularkan pada 10-15 orang di sekelilingnya setiap tahun. Penularan melalui percik renik (droplets) yang keluar ketika penderita TBC batuk, bersin, bicara, tertawa atau bernyanyi.
TBC bisa mengenai organ tubuh selain paru. Misalnya, otak, kulit, tulang, jantung, usus, ginjal dan hati.
Faktor yang meningkatkan risiko sakit TBC pada anak antara lain usia balita dan remaja berisiko tinggi sakit TBC.
Kekebalan tubuh yang turun meningkatkan risiko sakit TBC seperti gizi buruk, DM, penyakit keganasan, konsumsi obat steroid jangka panjang dan HIV. Kontak erat dengan pasien TBC paru yang infeksius.
BACA JUGA: ASYIK, Daftar Harga Tiket Paling Murah Persib vs Bhayangkara FC di Stadion Pakansari Bogor
BACA JUGA: Ramadan Begini Lumayan Ada Duitnya Berupa Saldo DANA di Aplikasi Shopee, Begini Caranya
Gejala TBC pada anak antara lain batuk lebih 2 pekan walaupun sudah diberikan pengobatan. Demam lebih 2 pekan tanpa sebab jelas. Berat badan turun atau menetap dalam 2 bulan. Anak lesu dan tidak seaktif biasanya.
TBC bisa disembuhkan dengan minum obat teratur dan tuntas. Lama pengobatan TBC ringan selama 6 bulan. TBC ekstraparu berat (TBC otak, TBC tulang) selama 12 bulan.
Jika pengasuh anak dinyatakan sakit TBC paru oleh dokter, apa yang harus saya lakukan? Bunda segera bawa anak ke dokter!