Sinergi dan koordinasi yang solid dari TPIP-TPID dalam mengendalikan Volatile Food (VF) di tengah peningkatan Administered Prices (AP) juga telah menghasilkan capaian realisasi inflasi pada 2022 yang masih tercatat di bawah proyeksi yakni sebesar 5,51 persen (yoy).
”Kemudian, agenda GNPIP tentunya sejak tahun 2022 telah berjalan secara baik dan memperhatikan kondisi tersebut,” kata dia.
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan sebesar Rp 104,2 triliun dengan fokus program untuk penguatan sektor pertanian dan penguatan cadangan pangan.
Program penguatan sektor pertanian antara lain untuk pengembangan budidaya pertanian, infrastruktur termasuk penyimpanan, subsidi pupuk, pemberian bunga kredit yang rendah, kemudian DAK fisik dan non fisik, serta dana desa terkait ketahanan pangan.
Penguatan sektor pertanian pun dilakukan dengan kemudahan akses pembiayaan untuk peningkatan produksi pertanian seperti melalui program KUR Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dan KUR Super Mikro.
Menko Airlangga mengingatkan dalam memasuki periode bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2023 akan terjadi peningkatan harga pada pangan dan aneka tarif angkutan.
Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengendalikan inflasi selama bulan Ramadan dan Idul Fitri 2023.
Langkah pertama adalah melakukan pemantauan harga kebutuhan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, cabai, bawang, daging dan telur ayam ras dan daging sapi.
BACA JUGA: ASYIK! Ada Operasi Pasar Murah di Kabupaten Tasikmalaya, Ini Jadwal dan Lokasinya
”Pemerintah kemarin telah memutuskan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan beras selama 3 bulan,” kata dia.
”Demikian pula untuk bantuan telur dan ayam ini sedang diatur regulasinya. Akan diberikan untuk 3 bulan terutama kepada desil yang mendapatkan PKH dan bantuan pangan non tunai. Nah, ini diharapkan dalam 3 bulan ini bisa berjalan,” ungkap dia.
Pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID juga akan terus mendorong sinergi dan kerja sama agar inflasi tetap dalam sasaran 2023 dan ini merupakan momentum untuk pemulihan ekonomi nasional.
”Inflasi yang terjaga diharapkan menjadi pondasi yang kuat untuk perekonomian di tahun 2023 dan 2024,” papar Airlangga Hartarto.
BACA JUGA: Kreatif, Ponpes Al Kautsar Kota Banjar Hasilkan Biogas dari Komun
Terakhir, sambung dia, dukungan dari para bankir dalam bentuk moral suasion. Dalam arti kebijakan yang ditetapkan Gubernur Bank Indonesia diterapkan di lapangan agar pengelolaan ekspektasi masyarakat bisa terjaga.