Saat awal bermain di Persib, posisi Ajat Sudrajat belum menjadi striker atau gelandang tengah.
“Saya di sana (Persib B) masih di kanan luar (sayap kanan),” ujarnya.
Salah satu alasan Ajat Sudrajat disimpan di posisi sayap kanan karena umpan silangnya bagus.
“Karena crossing-crossingnya bagus…saya disimpan di sayap kanan,” ujarnya.
BACA JUGA: Potret Zayyan Sebelum Jadi Pemain Panggilan Indosiar, Komentar Fans: Cakep
Tak lama setelah pulang dari Yusuf Cup di Makassar, pelatih asal Polandia, Marek Janota datang ke Bandung dan melatih Persib.
“Pulang ke sini (Bandung), masuklah Marek (Janota),” ujar Si Arab, panggilan Ajat Sudrajat.
Begitu Marek Janota masuk Persib, dipanggilah para pemain muda. Diantaranya Iwan Sunarya dan lainnya yang biasa bermain di Persib B.
“Karena mereka tidak kuat latihan dengan Marek (Janota), akhirnya mereka pada mundur,” kenangnya.
Seperti pelatih Eropa Timur umumnya, Marek Janota mementingkan daya tahan pemain dengan latihan-latihan fisik yang keras.
Ajat Sudrajat yang saat itu masih berusia 18 tahun menikmati model latihan Marek Janota.
“Senang aja dilatih dengan Eropa Timur,” ujar Ajat.
“Jadi kita itu dilatih endurance, daya tahan dan dasar sepak bola itu oleh Marek,” kenang Ajat lagi.
Ada alasan mengapa Marek Janota mementingkan fisik pemain Persib saat itu.
“Marek (Janota) lebih mengandalkan daya tahan waktu itu karena skil individu sudah terasah,” ujar Ajat Sudrajat menerangkan.
Apakah Marek Janota yang membentuk karakter Ajat Sudrajat? “Ya betul. Yang paling dominan (Marek Janota),” akunya.