“Upayakan bisa merasakan yang dialami orang lain. Dengan begitu semuanya merasa nyaman. Apalagi kalau kemudian dapat membantu mengatasi kesulitan mereka,” tutur Dr Aqua.
Ketiga, tambah motivator ulung ini adalah Audible atau dapat dimengerti yaitu semua yang disampaikan dengan mudah dipahami seluruh orang meski latar belakang termasuk pendidikannya berbeda-beda.
Untuk melengkapi itu, lanjut pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara ini, maka perlu yang keempat yakni Clarity atau penyampaiannya menggunakan kalimat terbuka dan sederhana. Terakhir adalah Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. REACH akan sangat berarti jika dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya.
“Dari pengalaman saya yang paling mendasar dari semua itu adalah sikap rendah hati, mau belajar, dan saling menghargai. Contohnya ketika saya belajar di Ilmu Komunikasi, dengan tegas saya katakan ada beberapa dosen saya yang pendidikannya S3 tapi tidak komunikatif. Maka amanah kita ini sebagai dosen dioptimalkan,” beber Dr Aqua.
Sebab, sejatinya dosen punya aset yang luar biasa yaitu mahasiswa. Artinya, jika ada dosen yang bisa memelihara cara berkomunikasi efektif dengan mahasiswa itu menjadi kekayaan yang luar biasa. Kekayaan dalam hal jejaring dan pembentukan karakter.
Lebih jauh, menjadi seorang dosen, ucap Dr Aqua, diharapkan bukan sekadar paham ilmu, melainkan juga cara penyampaian dan praktiknya. “Pernah terjadi ketika saya mengisi materi di suatu daerah ada seorang dosen yang tunjuk tangan bertanya kepada saya. Ia adalah dosen kewirausahaan selama puluhan tahun dan menghasilkan ribuan mahasiswa menjadi sarjana tapi mengeluh karena sampai saat ini belum ada satupun mahasiswanya yang sukses menjadi wirausaha,” kata Dr Aqua mengisahkan.
Dr Aqua langsung menjawab, “Bapak punya usaha apa dan dia bilang tidak ada. Saya sampaikan masalahnya pada diri bapak. Artinya bukan hanya teori tapi juga praktiknya. Bagaimana dosen itu mengetahui proses, memberikan petunjuk yang sesuai dan membuatkan akses mahasiswa yang sesuai untuk jenjang kariernya,” jelas Dr Aqua.
Proses Belajar-Mengajar
Pria yang sudah banyak memberangkatkan orang ke Tanah Suci dalam Program Umrah The Power of Silaturahim (POS) tersebut kemudian menambahkan lima aspek komunikasi efektif yang berpengaruh pada proses belajar-mengajar. Pertama yaitu kejelasan, di mana dosen menyampaikan informasi yang dikemas dengan menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah diterima dan dipahami.
Berikutnya, ketepatan, terutama menyangkut penggunaan bahasa yang baik dan benar sehingga informasi yang disampaikan juga benar. Ketiga yakni konteks atau situasi sehingga informasi yang diterima harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana komunikasi terjadi.
Keempat yakni alur, atau bahasa dan informasi yang akan disajikan disusun dengan alur atau sistematika yang jelas sehingga mahasiswa sebagai pihak yang menerjma informasi cepat tanggap. Sedangkan yang kelima yaitu budaya, di mana hal ini sebagai aspek yang berkaitan dengan tata krama dan etika.
“Penting juga dalam konteks komunikasi sekecil apapun kita apresiasi mahasiswa di depan banyak orang termasuk para dosen. Seumur hidup dia akan ingat. Tapi kita juga harus bisa menahan diri jika ada mahasiswa bermasalah jangan cepat dihakimi. Kita berikan treatment khusus, jangan mempermalukan dia di depan teman-temannya sekelas,” pesan Dr Aqua.
Perlu Banyak Bersyukur
Di awal menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi pria yang telah memotivasi lebih dari satu juta orang baik di Indonesia maupun di mancanegara itu menguraikan banyak hal yang perlu disyukuri seluruh pegawai Unim termasuk para dosen. Hal itu sengaja disampaikannya agar mereka selalu bersyukur dan terus meningkatkan kinerjanya.
Pertama, kesehatannya prima. Sehingga masih bisa beraktivitas terutama bekerja di Unim. Saat yang sama banyak orang bahkan mungkin di antaranya ada keluarga mereka yang sakit hingga dirawat di rumah sakit.
Terkait itu, selain selalu mensyukuri kesehatan dirinya, agar berusaha secara optimal tetap sehat. Sehingga dapat terus beraktivitas terutama bekerja di Unim.