Mas Radi, Ciuman 19 Tahun

Senin 23-01-2023,22:03 WIB
Editor : Tiko Heryanto
Mas Radi, Ciuman 19 Tahun

Kemarin Senin pagi. Semuanya terjawab. Ciuman Mas Radi adalah perpisahan. Saya tak bisa berkata banyak. Ketika Nina mengabarkan Mas Radi sudah tiada.

Saya telepon Pak Yanto S Utomo. Direktur Utama Radar Tasikmalaya Group. Menyampaikan berita duka ini. Beliau pun tersentak.

"Kalau di Tasik, saya meluncur," ujar Pak Yanto, setelah menanyakan di mana akan dimakamkan.

Pak Yanto bersama istri dan anak sulungnya Alif, tiba sekitar satu jam setelah pemakaman. Langsung ke rumah duka menemui istri Mas Radi dan dua anaknya, Indra Naufal Firdaus dan Muhammad Raihan Al Fatih. Keluarga kecil ini tampak bahagia. Ditegaskan pimpinan dari suaminya tercinta.

"Mbak Indri sabar ya. Nanti kalau mau di sini ikut Dadan di Radar Tasik. Kalau mau ke Cirebon, nanti ke Radar Cirebon," terbata Pak Yanto sampaikan kalimat itu ke Mbak Indri. Air mata menggenang di kedua kelopak mata ayah dari tiga anak ini. 

Mbak Indri memilih di Tasik. Saya pun bersiap menjalankan mandat ini. Menghimpun keluarga dari tim Radar Tasikmalaya yang sudah berpulang.

Saya teringat lagi. Usai pemakaman, saya mengakhirkan diri meninggalkan pusara. Membisikan kata untuk almarhum Mas Radi. 

"Tenanglah di alam barzah. Istri dan dua anak Mas Radi in syaa Allah kami semua sama-sama menjaga," lirih kalimat itu saya ucapkan. Tangis ini ingin meledak. Saya tahan. Saya pandangi bunga-bunga di atas pusara. 

Mas Radi. Saya bersaksi. Tidak ada keburukan perilakumu. Sosokmu begitu sabar. Selalu mengalah walau dirugikan. Selalu tersenyum walau mengalami kepahitan. Dirimu lebih pasti mengamalkan syarat takwa. Menahan amarah, memaafkan kesalahan orang lain, dan selalu berbuat baik kepada siapa saja.

Itu terbukti. Di lingkunganmu semua orang kehilangan sosok baik hati. Memimpin ke-RT-an, aktif di DKM Masjid. Salat subuh berjamaah dengan membawa dua buah hati, jadi kekaguman para tetangga di lingkungan tempatmu tinggal.

Mas Radi. Sosokmu begitu baik. Kita pernah berikrar, kebersamaan kita di Radar Tasikmalaya Group, tidak sebatas dalam pekerjaan. Kita semua harus bersama sampai kumpul di surga. 

Saya bahagia melihat jasadmu. Seperti tertidur pulas. Saat dibopong untuk dimandikan pun terasa ringan. Padahal bobotmu lebih 100 kg. Saat saya ikut menata kapas di jasadmu, membalut dengan kain kafan putih, jasadmu begitu lentur.

Pun waktu jasadmu diturunkan ke lubang lahat, hujan yang tidak begitu deras turun. Tapi tidak lama. Bagi saya, itu tanda langit pun bersedih atas kepergianmu. Sekaligus bahagia. Sebab dari langit pertama hinggu langit ke tujuh, para malaikat gemuruh menyambut ruh sucimu. Ruh orang baik. Beriman dan bertakwa kepada Alla SWT. Aamiin

**

Hari ini Mas Radi pergi. Besok lusa saya dan yang lainnya menyusul. Kami akan terus berjuang berbuat baik. Agar bisa berkumpul di surga itu.

Sampai tulisan ini saya rangkai, posisi saya di pos security. Di sini kita yang sudah senior berbincang apa saja. Akrab, penuh canda, kadang serius. Sambil mengaping generasi yunior. Penerus kita.

Kategori :