Mas Radi, Ciuman 19 Tahun

Senin 23-01-2023,22:03 WIB
Editor : Tiko Heryanto

Ada pengakuan lumayan, saya lega. Yakin akan membaik. Seperti halnya saya kalau tidak enak badan dan sesak nafas.

**

Radi Nurcahya bin Makad. Itu nama lengkap Mas Radi. Kami menyapanya Mas Radi. Dia anak Cirebon. Palimanan.


Radi Nurcahya -dok-

Saya masih teringat awal Mas Radi datang ke Tasik. Menyusul tim Radar Cirebon boyongannya Pak Nana Hanafi yang saat itu selaku general manager yang merintis Radar Tasikmalaya. Ada Ruslan Cakra, Abdul Haris, Cak Rudi, Midi Tawang, Imam Suryaningrat, Mas Bambang, Pak Rais, Charles Bale. 

Saya sendiri bergabung lebih belakang dari tim ini. Datang jauh dari Bengkulu ke Cirebon menemui Pak Yanto S Utomo selaku direkturnya. Dari Cirebon saya disuruh bergabung ke tim yang sudah duluan berada di Tasik.

Awal bergabung dalam tim, Mas Radi kami bawa ke Pangandaran. Meliput sebuah event sepeda. Kami naik mobil minibus. Carry 1.600 cc warna biru dongker. Kendaraan dinas pertama Radar Tasik. 

Ke Pangandaran sebenarnya hanya menemani yang meliput. Saya sebatas mengajak pengenalan wilayah ke Mas Radi. Lalu, sejak itu resmi Mas Radi jadi tim redaksi perintis Radar Tasik. Meninggalkan home base Radar Cirebon. 

Tak lama di redaksi, Mas Radi beralih ke perusahaan. Jadi manager iklan. Itulah masa gemilangnya iklan koran cetak. Sampai Radar Tasik mampu membeli lahan dan membangun kantor sendiri: Graha Pena Radar Tasikmalaya di Jalan SL Tobing No. 99.


Radi Nurcahya saat memegang jabatan GM Radar Tasikmalaya TV-dok- 

Sukses gawangi iklan. Mas Radi saya minta rintis Radar Tasikmalaya Televisi. Dia siap. Sampai mengudara selama hampir 8 tahun. Setelah itu regenerasi ke tim muda. 

Mas Radi saya ajak membangun divisi baru. Radar Training Centre. Atau RTC. Divisi yang mencoba merambah kerja sama dengan dunia pendidikan dalam pembentukan karakter. Ratusan guru PAUD, TK, sampai tingkat lebih atas, diberikan training tentang pendidikan karakter. Terutama membentuk generasi cerdas berakhlak mulia.

Di RTC tidak lama. Banyak faktor penyebabnya. Tapi saya merasakan sendiri, sejak ada RTC dan ikuti beragama kegiatannya, ada perubahan konsep hidup. Lebih memaknai harus bagaimana menjalani hidup, serta bagaimana mengakhiri hidup.

Benar. Saya disadarkan tentang tujuan hidup di dunia. Mulai proses penciptaan, menjalani keseharian sampai persiapan tutup usia.

Materi RTC menggali al quran ayat ke ayat. Menjawab semua masalah hidup dari tafsir qur'an. Mulai penciptaan manusia, pernikahan, hubungan bisnis, berbagi rezeki, pertaubatan. Tujuannya membentuk manusia berkarakter takwa. Tertuang di QS Ali Imran ayat 133 sd 134. Ada indikator takwa yang bisa dilatih. Yakni Memberi saat lapang dan sempit, menahan amarah, memaafkan kesalahan orang lain memohon ampun jika berbuat dosa, dan upaya berbuat baik. 

Kami menyingkatnya dengan M4U (dibaca Em Four Yu. Dilafalkan emforyu).

Kategori :