Tahun Perusuh

Sabtu 31-12-2022,05:30 WIB

Sayangnya, pemakan kue terbbesar dari pertumbuhan itu masih didominasi kelompok oligarki. UMKM hingga rakyat kecil bisa naik kels kapan bah? 

Leong putu

Bila sedang berkeringat / Janganlah Engkau langsung berenang / Keberhasilan tak kan diingat / Kegagalanlah yang kan slalu dikenang / ... 365_mantun lupa. #harun_mas_iku #Kanjuruhan

Juve Zhang

Betul ,paku saja impor made in India, jarum jahit impor made in China, bahkan kandang kucing ada Made in China. Semua Made in China dan India merajai. Di toko besi, toko kelontong, bahkan ada pak haji bangga casing hp dan sandal jepit impor made China. Saya geleng geleng kepala. Sandal jepit cuma 20 ribu. Ongkir nya gimana ya ngitungnya??? Otak saya gak nyampe ,kalau sandal jepit impor dari Tiongkok dijual online cuma 20 ribu.

Jimmy Marta

Mau bergairah, bayangkan duwite datuk Low. Terlalu jauh...bayangkan tabungane abah. Masih jauh... lihat Luna maya dan Nita gunawan. Masih gk terjangkau juga...datanglah esok senam di cikeusik bareng mba pipit.... wkwk..

Juve Zhang

Subsidi moblis .motlis. sangat keliru.itu meniru Tiongkok. Mereka sudah stop subsidi moblis. Harusnya keringanan pajak .keringanan beaya listrik. Di Norwegia moblis bebas parkir .bebas cas listrik alias gratis. Bukan kasih uang 80 juta. Itu Menperin kalau dapat usulan nya dari pemilik pabrik mobil. Keliru kalau dia setuju. Survey ke Norwegia dulu.

Mahmud Al Mustasyar

Kalau datuk Low rela membangun jalan sepanjang 100 km di pedalaman kalimantan dgn anggaran 3 T sewaktu saham BYAN berharga Rp. 54.000,- (sebelum stock spilt); maka sudah sewajarnya kalau Datuk Low bersedia lagi membangun jalan yg lebih panjang lagi sewaktu harga saham pagi ini sudah menyentuh harga Rp. 20.625,- setelah stock split (setara Rp. 206.250,- sebelum stock split) atau hampir 4 kali lipat. Makanya nggak heran kalau beliau menjadi orang paling tajir di negeri ini. Ya ... minimal lubang² bekas tambang yg banyak dikeluhkan masyarakat bisa direhabilitasi kembali. Semoga saja.

AnalisAsalAsalan

Solusinya mudah: 1. Sakit karena merokok tidak ditanggung BPJS. 2. Miskin tapi merokok tidak dapat BLT. Wani? Hahahahaha.

EVMF

Menjelang akhir tahun ini pula, ada sesuatu yang menggelitik hati saya : " Pemerintah mematangkan rencana untuk melarang penjualan rokok batangan atau ketengan. Ini seiring dengan telah terbitnya Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2022 tentang Program Penyusunan Peraturan Pemerintah Tahun 2023. Dalam Kepres yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 23 Desember 2022, termuat Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. " (CNBC Indonesia). Apakah akan efektif dalam artian bisa mengurangi jumlah perokok dan mengurangi dampak buruk merokok terhadap kesehatan masyarakat ?? Maaf... Pakde Jokowi, sepertinya itu akan sia-sia saja !! (1).

Johannes Kitono

Kategori :