Posisikan tangki CNG pada tempat yang tepat di kendaraan Anda, biasanya di bagian belakang atau di bawah kendaraan.
Pastikan tangki CNG terpasang dengan aman dan tidak mengganggu fungsi lain dari kendaraan.
3. Hubungkan tangki CNG ke sistem bahan bakar:
Setelah tangki CNG terpasang, selanjutnya Anda perlu menghubungkannya ke sistem bahan bakar kendaraan dengan menggunakan pipa dan selang.
Pastikan koneksi tersebut terpasang dengan benar agar tidak terjadi kebocoran.
4. Sesuaikan sistem bahan bakar:
Setelah tangki CNG terhubung ke sistem bahan bakar, selanjutnya Anda perlu menyesuaikan sistem bahan bakar agar dapat bekerja dengan tangki CNG.
Biasanya ini dilakukan dengan mengubah seting pada komputer kendaraan atau dengan menambahkan konversi kit ke sistem bahan bakar.
5. Periksa kembali koneksi dan sistem:
Setelah semua tahap di atas selesai, selanjutnya perlu melakukan pengecekan kembali terhadap koneksi dan sistem yang telah dipasang.
Pastikan tidak terdapat kebocoran atau masalah lain yang dapat mengganggu kinerja kendaraan.
Sementara itu berdasarkan penjelasan dari Kementerian ESDM, pengaplikasian untuk motor cuma menambahkan sebuah tangki CNG ukuran 14 x 53 cm yang dapat ditempatkan dengan mudah dan tidak mengganggu kenyamanan dalam berkendara.
Alasan BBM jenis Pertalite diganti CNG karena diklaim compressed natural gas atau CNG lebih Irit 55 persen dibanding dengan Pertalite.
Dalam informasi yang disampaikannya, diklaim bahwa pengisian sekali full tank CNG bisa untuk 100 km untuk sepeda motor.
Compressed Natural Gas (CNG) merupakan bahan bakar gas yang dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.
CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder. CNG memiliki tekanan 200 bar, dengan tangki yang lebih besar ketimbang LGV.