Lukman bin Saleh
Harusnya kekaguman kita atas keharmonisan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB bertambah-tambah. Manakala kita tau latar belakang keduanya. Pak gubernur dari PKS dan Bu Gubernur dari "NU." Di daerah lain. Perbedaan nama jabatan antara gubernur dan wakil gubernur, atau bupati dan wakil bupati saja, sudah cukup menjadi alasan untuk perang dingin, eker-ekeran. Sampai tidak saling sapa. Apalagi punya latar yang kontras seperti ini. Kompornya lebih banyak dan suhunya lebih tinggi. Tapi pasangan yang satu ini beda. Mungkin karena sama2 memiliki intlektualitas dan adab yang tinggi. Maka jika mereka tetap harmonis spt ini. Dan maju lagi saat Pilkada berikutnya. Satu kata: Sing ade lawan...
Lagarenze 1301
Saya selalu suka dan menunggu ending dari setiap tulisan Pak Dis. Terkadang garing juga sih, terkesan dipaksakan. Tapi, untuk tulisan Tsinghua Lutfiya ini, endingnya gurih. Saya yakin ending soal "cadangan lemak" dan "pegang kepala" itu tidak dipersiapkan sejak awal. Tiba-tiba saja muncul, mengalir, dan terangkai dengan sendirinya.
Amat Kasela
Memanglah kokoh si ranjang besi/ Tidur pun nyenyak pakai kelambu/ Saya memang penyuka kopi/ Tapi juga penikmat susu Kalau pergi ke gunung kapur/ Jangan berdiri di tepi jurang/ Kopi dan susu jangan dicampur/ Kopinya diminum susunya dipegang #Kopi_Susu
Leong putu
"Ma...Wŏ ai ni, Ni ai wo ?"... "Wo pu ce tau Pa.... Wo de ai zhi zai nianqing shi yuehui ". Tut tut tut (suara telphon di tutup) Hiks....
Pryadi Satriana
Untuk sukses secara akademis, perlu 'kritis', 'ulet', dan 'nekat'. Lutfiya begitu kritis sampai dikira memberikan data yg salah, karena datanya 'ndhak umum'. Jadi, 'kritis' jg hrs dibarengi 'sangat teliti.' Harus 'prudent'! 'Ulet' berarti 'pantang menyerah'. Harus 'determined'! Banyak yg belum 10x 'nglamar beasiswa' ditolak 'nglokro'. Kapok. Lutfiya jg nekat. 'Gaji 7 jt ditinggal demi suatu keyakinan, bukan demi gaji 1,5 jt'! Ini ada sedikit cerita. Saya pernah punya murid cewek. Pinter. Les di saya sejak SMP. Waktu di SMK - dia 'nekat' menemui saya, bilang, "Pak, saya ingin terus les, tapi ndhak punya uang, nanti kalau saya punya penghasilan saya bayar!" Selama saya mengajar - mulai th 1984 - ndhak pernah saya menjumpai 'anak murid' yg 'nekat' seperti itu! "OK, belajar terus yg rajin." Dia terus les. Setelah sempat "nunggak" selama 2 tahun 2 bulan, dia mulai mengangsur, saat sdh kuliah di UIN jurusan Hubungan Internasional dan menjadi pengajar bhs Inggris di bimbel Primagama. Lagi2 dia nekat. Melamar menjadi pengajar Primagama saat masih les 'Academic Writing' di saya. Diterima. Bisa mengangsur 'tunggakan les yg 2 th 2 bln itu sampai lunas'! Waktu kuliah, dia jg 'nyambi' di WWF. Selesai kuliah & lulus 'cum laude' dia pun melamar beasiswa ke pemerintah Inggris. Ada syarat sdh hrs bekerja selama 2 tahun. Dia nekat lagi. Pengalaman2 kerjanya yg 'part time' pun dia sodorkan. Dapat! Diterima di jurusan International Relations, Birmingham Univ. Lulus MA dlm setahun. Alhamdulillah!
EVMF
Oom Johan, Hànyǔ Shuǐpíng Kǎoshì (漢語水平考試) biasa disingkat HSK adalah Chinese Proficiency Test atau Standar Test Kemahiran Bahasa Mandarin untuk mahasiswa luar negeri (minimal mesti lulus HSK E&I). Ada 35 Official HSK Test Centers di Indonesia, salah satunya di Pusat Bahasa Mandarin Universitas Al Azhar Indonesia (Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan). HSK, bisa paper based test ataupun internet based test.
Johan
Tahun pertama tugas Lutfiya adalah mempelajari bahasa Mandarin. Harus lulus dulu sebelum melangkah ke materi kuliah yang dia ambil. Semoga sukses. Pastikan juga naik pesawat yang tepat. Air China, jangan China Airlines. Nanti terbang ke Taiwan. Turun pesawat di bandara Taoyuan dia bilang ke sopir taksi mau ke Tsinghua, diantar ke Universitas Tsinghua di Hsinchu. Wkwkwk
Liam Then
Gubernur yang kok takut wakilnua nyalon? Tak percaya diri, jadi pecah kongsi. Ini bukan contoh pemimpin yang baik. Di dapuk untuk pimpin masyarakat dengan visi masa depan yang lebih baik, malah ributan dengan wakil gegara tak mau bagi wewenang. Tapi lebih baik prasangka baik saja, Gubernur yang borong wewenang, sampai wakil nya merasa tak kebagian, itu bisa jadi karena Gubernurnya maniak kerja, apa-apa semuanya dia. Atau Gubernur orangnya perhatian, takut wakilnya kecapekan, jadi tak di kasih kerjaan.