Gunung Kawi

Sabtu 10-12-2022,05:20 WIB

Kalau ingin lihat bangunan yg di disain tahan gempa skala 9 ,lihat saja konstruksi beton kereta cepat Jakarta Bandung di YouTube, itu di disain untuk tahan skala 9, Cianjur cukup dekat ke tiang beton kereta cepat, tapi tiang beton " santai santai " saja. Wkwk

Mirza Mirwan

Pernah terpikir di benak Dayi Mahmudin (40), bila uangnya sudah mencukupi, ia ingin membongkar rumah panggung yang dibangunnya 18 tahun yang lalu dan menggantinya dengan rumah benteng -- berdinding tembok. Sebab rumah panggung seperti miliknya, apalagi berdinding bambu, sering dilabeli sebagai rumah keluarga di bawah garis kemiskinan. Ia ingin membuat keluarganya bisa merasa bangga kalau tinggal di rumah benteng Siang itu Dayi berada di rumah karena isterinya, Neneh Suminar (40), sedang sakit. Si kembar dari 6 anaknya baru umur 7 bulan. Lalu terjadilah gempa itu. Jeritan dan teriakan panik yang terdengar dari segala arah tidak membuatnya berlari ke luar. Ia dekap si kembar sambil komat-kamit mohon perlindungan Tuhan, seraya matanya memandang dinding rumahnya yang bergoyang dan menjatuhkan piring dan gelas di meja. Pecah berantakan. Rumah panggung itu tetap berdiri tegak. Dayi dan keluarganya aman terlindung rumah yang terpikir olehnya untuk dibongkar itu.. Hanya gentengnya banyak yang melorot. Sementara ribuan rumah lain yang berdinding tembok, beberapa masih relatif baru, malah hancur berantakan. Pun membawa korban jiwa. Tak putus-putusnya Dayi bersyukur dengan airmata berderai. Cerita di atas bukan rekaan, tetapi cerita nyata. Terjadi di Kampung Sarampad, Desa Sarampad, Kec. Cugenang, Kab. Cianjur. Ternyata rumah panggung yang tradisional lebih tahan gempa ketimbang rumah benteng yang modern.

Fajar Kusumo

Ringan di angka, berat di perasaan. Itulah yang sebenar-benarnya terjadi kepada semua yang mengalami gempa besar. Termasuk saya dan keluarga ketika gempa besar Lombok 2018. Semua tidak lagi melihat berapa skalanya. Yang ada adalah bumi bergoyang dan disusul kepanikan. Bahkan getaran dari truk yang melintas terasa seperti gempa.

Juve Zhang

Ada 252000 rumah yg rusak. Secara bertahap sudah diberikan ,60 juta rusak berat,30 sedang ,15 ringan. Penilaian kelas berat dll oleh dinas PU. Info YT .

EVMF

baru sempat baca CHD hari ini. Tunggu Ahli ????? Dari hasil observasi di lapangan tim bermaksud untuk dapat sesegera mungkin membangun empat Hunian Sementara (Huntara) dengan metode Tunnel Shelter dari bambu berkolaborasi dengan tim aktivis Desa Binaan ITB di Ciranjang Eko Santoso. www.itb.ac.id itb-menggerakan-8-aksi-untuk-penanganan-gempa-cianjur

Haruntri Purnomo

Rumah panggung terbukti lebih tahan gempa. Juga lebih cocok untuk hunian di daerah yang sering terkena rob seperti dipesisir Pantura. Tapi saya belum pernah melihat rumah panggung di dekat saya tinggal.Di pesisir Pekalongan.Yang ada lantai rumah yang dinaikkan/diurug berkali-kali sementara tidak ada biaya untuk menaikkan plafon.Jarak lantai dan plafon semakin dekat. Hanya ikut prihatin.

Pryadi Satriana

Kamis kemarin jg sudah diserahkan sekitar 8.100 bantuan oleh Presiden Jokowi pun ndhak disinggung sama sekali, kok. Ndhak usahlah berharap berita dg standard jurnalisme. CHDI cuma sekadar corat-coret seorang pensiunan yg 'kengangguren' dan masih ingin cari 'followers' karena 'post power syndromes'. Jangan berharap membaca tulisan Dahlan Iskan seperti yg dulu. CHDI produk 'one-man show' shg kalau sering tidak akurat & ada kesalahan di sana-sini ya harap maklum. Sudah dikritik keras agar lebih hati2 ya masih "bandel" kok, serasa masih jadi menteri dan punya koneksi banyak orang penting 'kali? Apa benar begitu, Bah? Selamat menulis dg lebih hati2 dan 'bertanggung jawab' (baca: kalau ada isi tulisan yg salah ya harus diralat). Salam. Rahayu.

EVMF

sangat disayangkan wartawan-nya Abah DI koq bisa tidak tahu ya ????? Selengkapnya : Jumat, 2 - Desember - 2022, 09:26 BANDUNG, itb.ac.id Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan delapan aksi untuk penanganan Gempa Cianjur. Tepat pada Selasa, 22 November 2022, tim Prof. Dr.Sc. Ir. Andri Dian Nugraha, S.Si., M.Si., Dr. Zulfakriza, S.Si., M.T., dan Aditya Lesmana, MT, telah hadir di lokasi di Cianjur untuk meninjau lokasi dan memasang 6 Seismograf pemantauan gempa susulan (Aftershock). Di hari yang sama, Tim Dr. Ing. Andry Widyowijatnoko, S.T, M.T dari SAPPK yang diwakili oleh Ir. Mipi Ananta Kusuma dan Agis Nurholis, S.T dari Rumah Amal Salman pun turut meninjau ke lokasi di Cianjur. Dari hasil observasi di lapangan tim bermaksud untuk dapat sesegera mungkin membangun empat Hunian Sementara (Huntara) dengan metode Tunnel Shelter dari bambu berkolaborasi dengan tim aktivis Desa Binaan IT

Liam Then

Kategori :