Ditanya apakah timnya kurang pengalaman saat mendapat tekanan, Luis Enrique menjawab: "Ini sangat klise, kita harus mencoba dan menyingkirkan ide ini.”
"Saya tidak percaya mereka kurang pengalaman. Pengalaman dalam hal apa? Menjadi pembangun, tukang kayu? Ketika Anda kalah, orang berbicara tentang masalah dan jika Anda menang, mereka tidak melakukannya,” sindirnya.
"Saya tidak membagikan analisis ini. Tim ini akan dikenali dari cara kami bermain, menganalisis pertandingan kami, filosofi kami, tetapi bukan masalah seperti ini,” paparnya.
"Kesalahan terjadi, kita berbicara tentang olahraga yang sangat kompleks dan tidak adil, 11 pemain di lapangan yang luas, tidak mungkin mengendalikan semua aspek,” tuturnya.
"Pada akhirnya yang membuat keputusan adalah para pemain, saya ingin mereka menerapkan ide saya dan saya ingin mereka membeli seluruh paket ketika mereka kalah, tidak adil untuk hanya membelinya ketika kami menang,” tegasnya.
Spanyol hanya berhasil melewati babak 16 besar di empat Piala Dunia terakhir ketika memenangkan trofi di Afrika Selatan pada 2010. Rekor ini, bagaimanapun, tidak menjadi perhatian Luis Enrique.
"Ini bukan tren kami yang biasa, untuk melihat segala sesuatu dari perspektif negatif," ujarnya.
"Saya tidak peduli dengan hasil itu. Saya ingin mengendalikan hal-hal yang bisa saya kendalikan sebagai pelatih. Saya ingin tim saya bermain dengan cara tertentu, saya ingin pemain saya melupakan hasilnya,” ucapnya.
"Sepak bola tidak adil, tetapi jika Anda memiliki lebih banyak prestasi, Anda biasanya memenangkan pertandingan. Saya yakin kami akan memiliki lebih banyak prestasi daripada Maroko. Tujuan kami adalah memainkan tujuh pertandingan, jadi kami ingin memainkan tujuh pertandingan," pungkasnya.
Sementara itu, gelandang Barcelona, Pedri yakin kekalahan mereka dari Jepang telah menjadi sinyal bahaya Spanyol di babak 16 besar lawan Maroko Selasa, 6 Desember pukul 20.00 WIB.
La Roja kehilangan posisi teratas di Grup E setelah kalah dar Jepang, Spanyol masih lolos setelah Jerman mengalahkan Kosta Rika di pertandingan lain.
Spanyol menjadi tim favorit untuk memnangkan Piala Dunia Qatar 2022, diprediksi akan memuncaki grup, La Roja malah mendapat undingan menguntungkan karena akan menghadapi Maroko yang berstatus sebagai juara grup.
Tetapi, Pedri mengatakan Spanyol lebih dari sadar bahwa tidak akan ada kesempatan kedua setelah menderita kekalahan yang tidak terduga dari Jepang kali ini.
"Kami menyadari semua pertandingan atau hidup dan mati," katanya kepada Sport dikutip dari Livescore.
"Pertandingan terakhir adalah pertandingan yang sulit. Itu adalah pukulan keras, kami tidak mengharapkan hasil seperti itu melawan Jepang,” ucapnya.
"Untungnya, kami memiliki kesempatan lain. Tetapi jika kami menghilang selama 10 menit, jika Anda terputus, Anda pulang. Jika mereka mencetak gol, itu satu-satunya yang mereka butuhkan," ulas Pedri.