Titah Baginda Raja dari Singasana _/ Amanah tahta ke mantan narapidana_/ Tidak masalah karena pengadilan dunia_/ Kekuatan maaf Malaysia boleh sempurna_/
EVMF
Selamat Hari Guru. "The fact that you worry about being a good teacher, means that you already are one." (Jodi Picoult) Ketika Anda meragukan diri Anda sendiri untuk mampu menjadi Guru yang baik dan Anda terus merenungkannya serta mengupayakannya terus-menerus... sesungguhnya Anda "sudah" menjadi salah seorang Guru yang Terbaik.
yea aina
Paku sepeti ditukar papan/ Bau kotor bekas terbakar permainan/ Prilaku korupsi sukar dimaafkan/ Pelaku koruptor pantas diganjar dimiskinkan
Leong putu
Kadang insaf kadang kambuh / Hidup ini penuh misteri / Permintaan maaf memang ampuh / Dapat ganjaran Perdana Mentri / .. 365_mantun insaf
Johannes Kitono
Malaysia dan Anwar Ibrahim memang BOLEH. Lihatlah vdo Anwar Ibrahim dengan yang diclosing dengan kata kata Wo Men Ciu Shi Yi Cia Ren = Kita Semua adalah Sekeluarga. Dengan simpatik Anwar Ibrahim merangkul semua etnis dan agama yang dianut oleh ; Melayu, Chinese, India.Dan kelihatan Anwar Ibrahim sangat menghargai perbedaan. Suksesnya PM Anwar Ibrahim selain kabinetnya akan diisi oleh para profesionil. Tentu juga oleh Kekuatan Maaf terhadap lawan politik yang pernah penjarakan dia. PM Anwar Ibrahim memang boleh dan layak dapat Bintang.
Juve Zhang
Politikus favorit saya adalah Mat Sabu. Beliau di penjara oleh Dr. Mahatir hampir 5 tahun. Tapi berbaikan dan bersama menumbangkan Najib. Mat Sabu juga kawan Datuk Anwar . Gaya Mat Sabu mengkritik Najib dengan korupsi Jumbonya sangat kocak dan legenda sekali. Mat Sabu adalah politikus Terbaik di Malaysia. Presiden parti Amanah.
Muin TV
Itulah bedanya Malaysia dan Indonesia. Malaysia, negara yang masih ada tuannya. Siapa dia? Para sultan. Indonesia, seperti negara tak bertuan. Siapa cepat, dia dapat. Siapa kuat, dia menang.
Komentator Spesialis
Di Malaysia, kalian jangan sampai berkata Malaysia bisa. Karena bisa artinya bisa ular. Saya pernah cakap bisa ke teman malaysia. Sontak diketawai mereka.
Lukman bin Saleh