YOGYAKARTA, RADARTASIK.COM – Tiga kelompok suporter sepakbola di Jogja, Brajamusti, Brigata Curva Sud dan Paserbumi tuntut usut tuntas Tragedi Kanjuruhan di Malang yang menelan 135 korban jiwa.
Tuntutan Brajamusti, Brigata Curva Sud dan Paserbumi disampaikan dalam rapat kerja DPD RI untuk pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan di Yogyakarta, Selasa 25 Oktober 2022, lalu.
Tiga kelompok suporter sepakbola di Jogja tersebut juga mendesak adanya reformasi tata kelola persepakbolaan Indonesia.
Muslich Burhanudin, Presiden Brajamusti kelompok suporter PSIM Yogyakarta, mengatakan mereka telah lama mendesak reformasi tata kelola sepakbola.
BACA JUGA:Trademark Market Bandung Kembali Digelar, Diikuti Ratusan Stan Produk Fesyen dan Kuliner
“Tidak hanya cukup dengan kongres luar biasa saja, tetapi reformasi sampai ke akar-akarnya,” kata Muslich Burhanudin dikutip dari DISWAYJOGJA.ID
Brajamusti berharap agar tim kebanggaan mereka bisa menyuarakan aspirasi suporter saat digelarnya Manajer Meeting Liga 2 nanti.
Tak hanya Brajamusti, dalam rapat tersebut juga dihadiri kelompok suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) dan suporter Persiba Bantul Paserbumi.
Zulfikar, perwakilan Brigata Curva Sud menyebut suporter sepakat agar kompetisi sepakbola dihentikan terlebih dahulu karena suporter tidak boleh hanya dilihat sebagai konsumen yang berkontribusi memberikan pendapatan dari pembelian tiket.
BACA JUGA:ART Diduga Dianiaya Majikan sampai Dirawat di Rumah Sakit, Kasusnya Ditangani Polisi
Menurutnya, selama ini tiket yang dibeli juga tidak disertai dengan asuransi apabila suporter mengalami hal-hal yang tidak diinginkan saat menonton sepakbola di stadion.
“Makanya, kami mendesak agar peristiwa di Malang diusut tuntas dan seluruh tata kelola sepak bola dibenahi. Jika semua sudah beres, kompetisi bisa dilanjutkan kembali,” tegasnya.
Brigata Curva Sud juga akan mendesak PSS meminta reformasi sepakbola Indonesia meskipun saat ini manajemen klub berjuluk Elang Jawa tersebut dalam kondisi kurang baik setelah ditinggal Direktur Utama Andywardhana Putra.
Sedangkan, anggota Komite III DPD RI Cholid Mahmud mengatakan pertemuan dengan suporter tersebut bertujuan untuk mencari masukan dari suporter yang juga menjadi bagian tidak terpisahkan dari sepak bola di tanah air.
“Saat tragedi terjadi, semua seperti kebingungan mencari siapa yang harus bertanggung jawab. Ini juga menjadi masukan dari suporter yang kami dengar hari ini,” ucapnya.