RADARTASIK.COM - Memasuki abad ke-21 kemampuan peserta didik dalam berliterasi di sekolah dasar harus ditingkatkan, kemampuan yang dimaksud adalah keterampilan membaca dengan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif.
Kegiatan literasi di SD Baiturrahman mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah yang mendorong seluruh warga sekolah untuk berpartisipasi secara langsung untuk meningkatkan budaya literasi. Dengan melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan.
Implementasi kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD Baiturrahman sejalan dengan amanat pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 bahwa kegiatan GLS dilaksanakan sebagai upaya pembinaan karakter dan minat baca peserta didik.
Pada tahap perencanaan dilakukan dengan membuat program. Beberapa program literasi di SD Baiturrahman adalah membaca buku non-mata pelajaran pada hari Selasa, Rabu dan Kamis selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
Kegiatan diisi dengan membaca nyaring, membaca bersama, membaca terbimbing, membaca mandiri, dan secara khusus pada fase pembelajaran mengembangkan kemampuan membaca, menulis secara intensif, mengadakan ekstrakurikuler jurnalistik dan bekerjasama dengan Nyalanesia untuk menerbitkan buku berskala nasional. Selain itu, sekolah juga berupaya menciptakan lingkungan literat melalui pojok baca yang ada di kelas, ruang baca di perpustakaan sekolah, serta pembuatan website literasi sekolah yang bisa diakses oleh semua warga sekolah.
Kemudian selain program pembiasaan, kegiatan literasi juga diintegrasikan dalam pembelajaran. Kegiatan tersebut terdiri dari penugasan dalam memperoleh berbagai informasi melalui membaca. Selain itu, ada juga program literasi yang mendukung kemampuan membaca peserta didik. Berupa bimbingan khusus kepada peserta didik yang belum bisa membaca. Hal ini dilakukan untuk mendukung tujuan program GLS, khususnya untuk mengembangkan minat baca siswa.
Selanjutnya tahap pengorganisasian dilaksanakan dengan membentuk tim literasi sekolah, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, serta merekrut staf khusus untuk mengelola perpustakaan sekolah.
Kemudian tahap berikutnya adalah penggerakkan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah sosialisasi kepada guru, peserta didik dan orang tua mengenai program literasi, mengikuti kegiatan lomba literasi dan pemberian penghargaan kepada guru dan peserta didik berprestasi.
Dari setiap tahapan yang telah dilaksanakan, ada tahapan pengawasan yang dilakukan berupa monitoring program literasi di setiap kelas dengan memberikan buku instrument literasi kepada seluruh wali kelas yang harus diisi disetiap pertemuannya, juga evaluasi yang dilakukan melalui google form oleh guru dan siswa.
Hasil dari program GLS di SD Baiturrahman diharapkan dapat memenuhi tiga komponen literasi diantaranya pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran dalam menghadapi pendidikan abad ke-21 yang memiliki kemampuan creative thinking, critical thinking, communication dan collaboration.
Penulis: Hani Hanifah (Mahasiswa Magister PGSD UPI Kampus Tasikmalaya)