Waduh, Vaksin Booster Diwacanakan Berbayar, Menkes: Harganya di Bawah Rp200 Ribu

Rabu 26-10-2022,23:04 WIB
Editor : Radi Nurcahya

 

JAKARTA, RADARTASIK.COM - Vaksin booster diwacanakan berbayar kepada masyarakat yang mampu. Wacana untuk mengkomersilkan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster itu diungkapkan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

 

 

Bahkan Menkes sudah menyebut nanti vaksin booster itu harganya di bawah Rp200 ribu. "Tarif yang akan dipatok nantinya relatif terjangkau di bawah Rp200 ribu per dosis," kata Budi Gunadi Sadikin di Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Putri, Cakung, Rabu 26 Oktober 2022.

 

 

Budi menjelaskan, vaksin booster yang rencananya akan komersilkan tersebut yakni booster yang tidak masuk program wajib pemerintah.

 

 

Sehingga yang dimaksud booster berbayar adalah apabila terdapat ketentuan booster boleh lebih dari 1-2 kali dan seterusnya.

 

 

BACA JUGA: Terungkap, Senjata Api Wanita Bercadar Penerobos Istana Ternyata Milik Pamannya yang Mantan Anggota TNI

BACA JUGA: Atta Halilintar Hingga Mario Teguh Dilaporkan Ratusan Korban Robot Trading Net89, Kerugian Rp28 Miliar

 

"Untuk teman teman yang tidak mampu, Penerima Bantuan Iuran (PBI) pemerintah itu mungkin kita cover. Tapi kalau untuk teman-teman wartawan (publik) yang Rp200 ribu setahun ya bantu lah," ujarnya.

 

PT Bio Farma (Persero) yang tengah memproduksi vaksin virus corona IndoVac juga sempat menyebut akan memasang harga vaksin per dosis di bawah Rp100 ribu.

 

"Harga tersebut 'miring' karena berdasarkan self-assessment vaksin IndoVac memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 80 persen," terangnya.

 

 

Budi mengatakan vaksin Indovac dengan platform subunit protein yang dikembangkan oleh PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine merupakan vaksin buatan anak bangsa.

 

 

BACA JUGA: Cara Pendaftaran M-paspor Cukup Lewat Ponsel, Tanpa Mengantre di Kantor Imigrasi 

BACA JUGA: Tubuh Manusia Butuh 8 Hingga 12 Pekan untuk Meningkatkan Kemampuan Berolahraga

 

Selain IndoVac, ada juga vaksin Inavac dengan platform inactivated virus yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.

 

"Saat ini vaksin Inavac masih berproses untuk mendapatkan izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," pungkasnya.

 

 

Sekadar flashback, sebelumnya soal vaksinasi berbayar ini sempat muncul ketika pemerintah mewacanakan progaram vaksin gotong royong atau mandiri untuk perusahaan.

 

 

Hanya saja ketika itu program vaksin berbayar tersebut menjadi menuai pro kontra di tengah publik, sehingga akhirnya program vaksin gotong royong itu dihentikan.

 

 

BACA JUGA:Inilah Sosok Dito Mahendra, Pengusaha yang Disebut-sebut Cucu Jenderal, Dibalik Penahanan Nikita Mirzani

Kategori :