BANJAR, RADARTASIK.COM – Aksi unjuk rasa mahasiswa di sejumlah tempat terkait kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sempat memanas. Bahkan seorang mahasiswi yang merupakan peserta aksi terluka pada aksi unjuk rasa itu.
“Namanya Aay, dia mahasiswi STIT Muhamadiyah Kota Banjar,” ungkap salah seorang peserta aksi, Siska kepada wartawan, Senin (5/9/2022).
Siska mengatakan rekannya terluka akibat terdorong-dorong saat aksi mahasiswa dengan aparat hukum. “Iya luka, tadi karena terdorong-dorong sama polisi,” katanya.
BACA JUGA:Harga BBM Naik, Iwan Fals Tunggu Komentar Para Capres 2024
Mahasiswi semester 5 itu, dikatakan Siska, langsung dibawa Dokter Kesehatan Polres Banjar untuk ditangani.
Menurut informasi yang didapatnya, kondisi Aay sedang ditangani dokter. Dia menyebutkan rekannya itu mengalami robek di bagian kaki kiri. “Iya katanya lukanya dijahit, tiga jahitan,” katanya.
Sementara itu, aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM di Kota Banjar digelar di beberapa lokasi.
BACA JUGA:Efek BBM Naik, Sopir Angkutan Umum Trayek Singaparna-Salawu Mogok Beroperasi, Terbebani Setoran Naik
Adapun lokasi pertama dimulai di kantor DPRD Kota Banjar. Kemudian aksi dilanjutkan di Jalan Nasional III dengan memblokade arus lalu lintas.
Aksi pun dilanjutkan di Kantor Wali Kota Banjar. Di sana mahasiswa saling dorong dengan aparat hukum. Hal tersebut terjadi lantaran Wali Kota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih tidak bisa menemui massa aksi karena sedang di luar daerah.
Selain itu, suasana pun semakin memanas setelah mahasiswa mencoba menurunkan bendera merah putih yang membentang menjadi setengah tiang.
BACA JUGA:Anggaran 10 Miliar, Pembangunan Alun Alun Singaparna Ditargerkan Selesai dalam 3 Bulan
Demontrasi juga diwarnai dengan aksi pembakaran ban mobil di depan Kantor Wali Kota Banjar dan kembali dilanjutkan ke Mapolres Banjar hingga aksi pun selesai.
Aksi demontrasi ini Mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus menuntut beberapa poin. Pertama terkait penolakan kenaikan BBM yang telah diresmikan Presiden Jokowi pada 3 September 2022 lalu.
Kemudian terkait kelanjutan Peraturan Daerah terkait Kepemudaan. Terakhir mereka pun mendesak Polres Banjar agar mengusut tuntas dugaan kasus pekerja fiktif yang terjadi di Rumah Sakit Asih Husada, Kecamatan Langensari.