BANJAR, RADARTASIK.COM – Pemerhati pemerintahan Sidik Firmadi angkat bicara terkait mengeringnya sawah milik petani.
Menurutnya, dampak normalisasi saluran irigasi yang dilakukan BBWS Citanduy jangan sampai merugikan petani.
“Melihat kejadian ini, saya menyarankan Pemerintah Kota Banjar melalui dinas terkait untuk secepatnya turun tangan dengan mengundang berbagai pihak untuk duduk bersama dan melakukan musyawarah guna mencari solusi atas permasalahan tersebut,” tuturnya, Minggu (4/9/2022).
BACA JUGA:Keluh-Kesah Sopir Truk Ekspedisi tentang Harga Solar Naik: Panik dan Terpaksa Nombokan
Menurut dia, gerak cepat Pemerintah Kota Banjar ditunggu petani, karena jika terlambat maka petani akan mengalami gagal panen.
Sebaiknya, kata dia, pemkot menunjukkan komitmennya secara serius dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Salah satunya dengan melindungi kepentingan para petani jika terancam gagal panen. Perlu diingat bahwa proyek normalisasi irigasi yang dilakukan oleh BBWS Citanduy memiliki tujuan yang baik, akan tetapi seharusnya proyek yang baik tersebut jangan sampai tercoreng dengan adanya kejadian gagal panen yang merugikan masyarakat, khususnya petani,” lanjutnya.
BACA JUGA:Wali Kota Tasik Lantik dan Sumpah 979 ASN di Lapangan Bale Kota, Yusuf: CPNS Jangan Banyak Menuntut
Maka perlu reformulasi atau pengaturan ulang terkait pelaksanaan proyek tersebut. Pihaknya juga meminta Pemerintah Kota Banjar dan BBWS Citanduy secepatnya memikirkan nasib petani.
“Jangan sampai kondisi kekeringan berlangsung makin lama, karena jika sampai petani mengalami gagal panen, akan sangat memberatkan kehidupan mereka di tengah masa sulit akibat berjuang melawan pandemi Covid-19 dan dampak kenaikan BBM yang baru saja diputuskan oleh pemerintah,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar turun ke lapangan. Mereka mengecek kondisi sawah di Langensari dan sekitarnya yang kering akibat tidak disuplai air dari irigasi BBWS Citanduy.
BACA JUGA:Baru 2 Hari BBM Naik, Harga Tiga Bahan Bumbu Dapur Ini Langsung Melambung
“Kami turun mengecek langsung kondisi sawah, memang betul kondisinya sesuai yang dikeluhkan petani. Airnya kering hingga tanahnya retak karena sudah lebih dari dua minggu tidak mendapat pasokan air,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar Agus Kostaman, Jumat 2 September 2022.
Atas kondisi tersebut, Agus meminta pihak BBWS Citanduy memberikan pasokan air selama sepekan ke depan untuk menyelamatkan sawah petani dari kegagalan panen. Sebab, kata dia, sawah yang ditanami berbagai macam jenis padi baru berusia 30 sampai 60 hari.
Kondisi tersebut memang sangat membutuhkan pasokan air. Bahkan, sebagian di antaranya tinggal menunggu beberapa pekan untuk panen. Malah, terjadi kekeringan karena penutupan aliran air.