Waspada! 10 Jenis Ikan Ini Mengandung Mikroplastik

Senin 05-09-2022,06:40 WIB
Editor : Ahmad Faisal

BANJARMASIN. RADARTASIK.COM – Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) yang berkolaborasi dengan Perkumpulan Telapak Badan Teritori Kalimantan Selatan mendapat temuan mengejutkan tentang ikan yang mengandung mikroplastik.

Dari hasil temuan, terdapat 10 jenis ikan yang sering dikonsumsi masyarakat di Banjarmasin diketahui mengandung mikroplastik.

Dari laporan ekspedisi, 10 ikan yang diuji kadar kandungan mikroplastik, diantaranya : Patung, Seluang, Tambubuk, Lompok, Lais, Nila, Puyau, Sisili, Hadungan dan Sanggiringan.

BACA JUGA:8 Makanan yang Dapat Dikonsumsi untuk Sarapan Pagi, Bikin Badan Tetap Segar dan Tak Mudah Lelah

Ikan Lais menjadi urutan nomor satu karena mengandung mikroplastik sebanyak 135 partikel,  yang paling sedikit ikan Saluang yaitu 18 partikel mikroplastik.

“Rata-rata kandungan mikroplastik dalam lambung ikan di DAS Barito adalah 53 partikel mikroplastik dalam satu ekor,” kata Prigi Arisandi selaku peneliti dari ESN.

Prigi Arisandimenuturkan ekspedisi di Banjarmasin dengan menyusuri Sungai Kuin, Sungai Martapura dan Sungai Barito mulai 26 Agustus 2022 hingga 1 September 2022.

BACA JUGA:Vivo 1000

Ketiga sungai ini adalah daerah aliran sungai (DAS) Barito yang masuk dalam sungai nasional, hilirnya ada di Kalsel dan hulunya sampai ke Kalimantan Tengah.

"Dengan menggunakan perahu klotok kami menyusuri sungai dengan melakukan uji kualitas air, uji mikroplastik dan pemetaan timbulan sampah di sungai,” ujarnya dilansir Antara, Minggu, 4 September 2022.

Hasil uji kadar air menyebut semua air sungai di DAS Barito telah tercemar mikroplastik dengan rata-rata 56 partikel mikroplastik (PM) dalam 100 liter air. 

Kandungan mikroplastik terbanyak diketahui ada pada lokasi Sungai Martapura tepat di depan Patung Bekantan yaitu sebanyak 125 PM/100 liter.

“Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran kurang dari 5 mm yang berasal dari hasil pemecahan dari sampah plastik seperti tas kresek, styrofoam, botol plastik, sedotan, alat penangkap ikan, popok dan sampah plastik lainnya yang dibuang di aliran Sungai Barito,” lanjutnya.

‘Karena paparan sinar matahari dan pengaruh fisik pasang surut maka sampah plastik ini akan rapuh dan terpecah menjadi remah-remah kecil,” jelas Prigi dalam laporannya.

Faktor yang mempengaruhi ekosistem sungai dari mikroplastik itu diakibatkan oleh kurangnya layanan pengangkutan sampah dari rumah-rumah penduduk ke tempat pengumpulan sampah sementara.

Kategori :