BACA JUGA: BREAKING NEWS: Sumur Bor Bau Gas dan Keluarkan Api di Sukaratu, Tasikmalaya
Menurutnya, berdasarkan pengamatan sementara, dugaan awal gas itu berasal dari gas metan. Gas metan itu berasal dari pembusukan bahan organik yang tertimbun di bawah tanah.
"Jadi bukan dari gas gunung api. Kalau gunung api, gasnya relatif tidak mengeluarkan api," kata Pepen.
Gas itu, bisa saja terjadi akibat adanya tumpukan tumbuhan yang tertimbun lama. Bisa jadi bekas timbunan letusan Gunung Galunggung beberapa puluh tahun lalu.
"Bisa jadi ada bahan yang tertumpuk di bawah sana, seperti tumbuhan," ungkap dia.
Apalagi, kata dia, kasus penemuan gas tersebut baru pertama kali ditemukan di Kecmatan Sukaratu.
Karena meskipun sudah banyak warga yang melakukan aktivitas pembuatan sumur bor, namun tidak mengeluarkan gas.
"Kasus di sana baru pertama kali ditemukan. Di sumur warga lain tak ada yang seperti itu," katanya.
Tindaklanjuti ke depannya, kalau gas tersebut masih ada dalam waktu satu minggu setelah kejadian akan dilakukan pengujian.
"Kalau sudah hilang, artinya aman. Kalau gas metan itu relatif sedikit. Kalau sudah hilang, air akan bisa diminum," kata Pepen.
Gas metan itu, tidak akan terlalu banyak bila dilingkungan kecil, kecuali di daerah Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).
"Itu biasanya digunakan pembangkit listrik," ujar dia.