TASIKMALAYA, RADARTASIK – Majelis taklim warga Perum Baitul Marhamah punya cara dalam mensyukuri Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, yakni dengan tablig akbar, Jumat 26 Agustus 2022 malam.
KH Deden mengisi tablig akbar, membahas tentang pentingnya bersyukur kepada Allah Swt.
Meski keadaan Covid-19 belum berlalu, namun longgarnya kondisi saat ini dimanfaatkan warga untuk memperbaiki diri. Dengan memperhatikan protokol kesehatan, ratusan warga mengikuti majelis ilmu itu di lapangan Perum Baitul Marhamah.
KH Deden, ulama dari Pondok Pesantren Sulalatul Huda Kota Tasikmalaya ini, mengajak warga tafakur.
BACA JUGA:Bentuk Syukur Warga Cilolohan, Gelar 17 Agustusan HUT RI ke-77
"Nanti empat pertanyaan di akhirat dari Allah SWT. Pertama, umur digunakan untuk apa. Kedua, masa muda dihabiskan untuk apa. Ketiga, harta yang ada dalam diri kita. Tubuh kita ini, organ-organnya mahal nilainya. Harus disyukuri. Keempat, ilmu kita juga akan dihisab," ujar KH Deden.
"Gunakan harta dengan sebaik-baiknya. Harus sayang kepada ajengan, pengurus masjid, pakai harta untuk kegiatan keagamaan," tegasnya.
KH Deden mengupas tentang pertanggung jawaban ilmu. "Sodakoh yang besar itu ilmu. Maka gunakanlah ilmu sebaik-baiknya. Praktikan ilmu agama yang sudah dipelajari," tambahnya.
Masalah keadilan juga dikupas KH Deden. "Cs-nya (karib) setan itu salah satunya pemimpin tidak adil. Kedua orang yang takabur, sombong. Ketiga, orang kaya yang hartanya hasil dari sumber haram. Paling parah yang keempat, orang alim membiarkan kemaksiatan. Kelima, pedagang suka menipu. Tidak amanah,” ulas dia.
BACA JUGA:Bikin Heboh di Sukalaya Kota Tasik, ‘Karlis Fashion Week’ Jadi Magnet Perayaan HUT Kemerdekaan
Karib setan yang keenam tutur KH Deden, penimbun barang. Ketujuh orang yang suka berzina. "Kedelapan orang yang memakan barang riba. Kesembilan orang pelit. Nah, yang terakhir orang yang suka mabuk,” pesan dia mengingatkan.
Gaya ceramah KH Deden yang jenaka dalam menyampaikan materi, membuat ratusan warga juga ger-geran (tertawa).
Tablig akbar bertempat di lapangan perum, berlangsung dalam suasana hujan rintik-rintik. Namun warga tidak beranjak sampai tablig akbar berakhir. (*)