TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Sejumlah alokasi belanja yang telah diproyeksikan pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2022 bakal disesuaikan.
Mengingat, taksiran APBD Perubahan Kota Tasikmalaya defisit keuangan di angka puluhan miliar rupiah.
Selepas pemkot menyampaikan dokumen Rancangan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran dan Rancangan Perubahan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (RKUA-PPAS) pada paripurna pekan lalu.
BACA JUGA:Pemkot Tasik Siapkan Strategi Khusus Turunkan Angka Stunting
Badan Anggaran DPRD Kota Tasikmalaya membahas secara eksplisit dan hasil sementara, proyeksi belanja masih selisih di angka Rp 68 miliar.
“Lost pendapatan yang sudah tertaksir di awal itu seperti Rp 116 miliaran, baik transfer mau pun dana sharing, semula selisih itu di angka Rp 73 miliaran,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim MSi kepada Radar.
“Kemudian beberapa item belanja kita rasa bisa dirasionalkan, mentoknya masih defisit di kisaran Rp 68 miliaran,” lanjutnya.
BACA JUGA:Soal Somasi dari Pemilik Toko Pasar Rel, Pemkot Perlu Komunikasi dengan PT KAI
Kondisi tersebut otomatis memaksa pemkot mengencangkan ikat pinggang. Sejumlah belanja dengan alokasi besar, mesti dikurangi.
Salah satunya, belanja-belanja yang dinilai tidak terlalu urjen.
“Paling dari alokasi yang besar itu dikurangi-kurangi, seperti beli mesin, peralatan. Itu kan dulu sekitar Rp 23 miliar, BTT (belanja tidak terduga, Red) paling sekitaran itu yang rasional untuk dipangkas,” tambahnya.
BACA JUGA:PKL HZ Mustofa dan Cihideung ’Petak Umpet’ dengan Satpol PP
Ketua DPC PDIP Kota Tasikmalaya itu pun dalam waktu dekat akan berkomunikasi dengan Pemprov Jawa Barat.
Pemkot juga diharapkan melakukan upaya serupa, supaya ada angin segar dimana sejumlah rencana bantuan ke daerah tidak terlalu banyak dikurangi.
“Sebab, kita bingung juga defisit Rp 68 miliar ini sudah mentok, maka kita ke provinsi apakah perubahan ada tambahan bagi hasil pajak atau seperti apa,” keluhnya.
Pihaknya tidak berharap kejadian di tahun sebelumnya terulang. Maka pemkot sampai akhir tahun ini mesti menutup selisih angka Rp 68 miliar agar tidak terjadi defisit.
Meski pun, kata Muslim, dari sisi pendapatan daerah kelihatannya tidak bakal terjadi penambahan signifkan.
“Semoga ada angin segar, sebab kita khawatir pekerjaan-pekerjaan fisik yang sudah dilelang malah uangnya tak ada,” jelasnya.
“Mau gimana, seperti tahun lalu lagi kejadiannya nanti. Pajak-pajak mesti dioptimalkan, meski kita taksir penambahannya tak akan signifikan,” analisis Muslim.
Ia pun menyarankan pemkot tidak terlalu berpikir untuk mengubah kondisi daerah secara signifikan.
Berkaca realitas keuangan yang saat ini masih terbilang tidak mendukung.
“Maka kita simpulkan Perubahan APBD 2022 dalam bahaya, ketika tidak merasionalkan belanja-belanja kurang penting,” tuturnya.
“Dengan defisit Rp 68.620.000.000. jangan terlalu berpikir ingin mengubah daerah,” selorohnya.
Sebelumnya, Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf mengatakan pemkot sejauh ini telah menyampaikan rancangan untuk anggaran perubahan.
Secara gambaran, tentu bakal terjadi sejumlah penyesuaian belanja.
Namun, pihaknya masih menunggu hasil pembahasan dan analisa dari Banggar DPRD supaya saat finalisasi nanti tidak terjadi pengurangan belanja yang dibutuhkan secara signifikan.
Menurutnya, sejumlah usulan daerah kala itu banyak yang dicoret provinsi.
Di tahun ini pun, diharapkan tidak terlalu parah agar tidak terlalu banyak kegiatan yang sudah diproyeksikan tidak terealisasi.
“Paling belanja seperti BTT. Itu yang dirasionalkan lagi. Kemudian dialihkan ke OPD-OPD yang memiliki kegiatan prioritas tapi tak ada anggarannya. Kalau banyak pergeseran, memang kita lihat karena pendapatan belum tercapai,” jelas Yusuf.