Analisisnya, hasil imbang melawan Bhayangkara FC pada 24 Juli 2022 lalu, karena anak asuhnya tidak fokus. Tidak disiplin.
Bhayangkara FC mencetak gol melalui skema bola mati.
"Jika melihat pertandingan melawan Bhayangkara FC, kami kebobolan dari situasi bola mati. Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi," kata Robert Alberts dilansir dari situs Persib.
Disiplin bukan hanya soal menjaga pertahanan. Namun juga penyerangan.
Saat membangun serangan dalam laga melawan Madura United, 30 Juli 2022 lalu, para pemain Persib tidak disiplin.
Saat penyerangan ke Madura United gagal, lawan bisa memanfaatkannya. Mereka melakukan serangan balik. Fatalnya, itu membuahkan gol bagi mereka.
Penyerangan yang kurang disiplin, kata Robert Alberts, meninggalkan celah di pertahanan Persib.
"Kami terlalu terburu-buru menyerang sehingga meninggalkan ruang terbuka yang kemudian dimanfaatkan oleh Madura United,” ujarnya.
“Itu adalah sebuah kesalahan dan seharusnya tidak terjadi," kata pelatih asal Belanda ini.
Kuncinya Berbenah, Fokus dan Disiplin
Kebobolan lima gol dalam dua laga terakhir menjadi catatan tak menyenangkan untuk Persib.
Bek tengah Persib, Nick Kuipers dan rekan-rekannya bertekad membenahi hal tersebut.
Kuipers mengakui, semua pemain Persib sedang berjuang untuk bangkit.
Pemain belakang asal Belanda tersebut cukup percaya diri jika timnya akan kembali ke jalur kemenangan dan meraih hasil maksimal.
“Ini sepakbola. Hal yang normal ketika kebobolan. Tetapi lima gol dari dua laga itu terlalu banyak dan tentu saja kami harus berbenah untuk itu,” ujarnya.
“Kami harus memastikan itu tidak terjadi lagi ke depannya,” kata pemain bernomor punggung 2 tersebut.