Keluarga Sugandi menjalankan bisnis cicak kering sejak 1996 hingga saat ini.
Workshop pengolahan cicak kering keluarga Sugandi berada di Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA: Cicak Kering Diekspor ke China, Omzet Rp15 Juta Per Hari
Keluarga Sugandi mengolah cicak basah menjadi kering untuk diekspor ke China.
Bahan baku cicak kering didatangkan dari pengepul di wilayah Cirebon, Indramayu dan Kabupaten Karawang.
Sampai saat ini yang menggeluti bisnis cicak basah dan kering di Cirebon hanya keluarga Sugandi.
"Semua yang bisnis cicak keluarga saya. Belum ada orang luar," kata Sugandi, kepada Radar Cirebon di kediamannya, belum lama ini.
Sementara proses pengolahan cicak kering dari Cirebon tersebut menggunakan oven. Yang kemudian di-packing hingga barang siap kirim dan menuju ke lokasi tujuan di luar negeri.
Di China, Cicak Dianggap Banyak Manfaat
Komoditas cicak kering menjadi salah satu produk ekspor dari Cirebon ke China.
Lalu mengapa orang-orang di negeri China mau menghargai cicak kering mahal. Mereka menggunakan cicak kering untuk apa? Jadi makanankah atau untuk obat?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa terjawab dari penjelasan BKP2 Karantina Pertanian.
Rupanya, cicak kering sedang populer di China.
Cicak kering dipercaya menjadi obat utuk asma, gatal, penyakit kulit, wasir hingga gangguan pencernaan. Bahkan kabarnya pengobatan kanker.
Cicak kering juga di China dipakai untuk bahan kosmetik hingga pakan ternak dan ikan.