AS, RADARTASIK.COM – Ekonomi AS telah menyusut selama dua kuartal berturut-turut dan memenuhi salah satu kriteria untuk resesi.
Produk domestik bruto (PDB) AS turun pada tingkat tahunan 0,9% pada kuartal kedua 2022, menyusul penurunan 1,6% pada kuartal pertama, menurut rilis yang diterbitkan di situs web pemerintah AS.
Namun hal ini hanya mencatat data untuk kuartal kedua yang masih menjadi merupakan perkiraan awal, data yang lebih lengkap akan dirilis pada bulan Agustus nanti.
BACA JUGA:Menteri Keuangan AS Bantah Terjadi Resesi
Menurut rilis tersebut, penurunan PDB AS mencerminkan penurunan pengeluaran pemerintah, perdagangan ritel, dan sektor lainnya,.
Resesi adalah penurunan berkepanjangan dalam kegiatan ekonomi yang sering didefinisikan terjadi selama dua kuartal berturut-turut PDB suatu negara.
Biasanya menghasilkan penurunan output ekonomi, permintaan konsumen dan menyebabkan pengangguran.
BACA JUGA:Jawab Tantangan AS, Iran Sebut Mampu Membuat Bom Nuklir
Tapi Presiden Joe Biden menanggapi penurunan tersebut dengan mengatakan, “Kami berada di jalan yang benar”
"Tidak mengherankan ekonomi melambat karena Federal Reserve bertindak untuk menurunkan inflasi,” lanjut Biden mengomentari angka tersebut.
Penurunan ini terjadi setelah Federal Reserve AS menyampaikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada hari Rabu 27 Juli lalu dan menyarankan lebih banyak penurunan diperlukan dalam beberapa bulan mendatang.
"Kami tidak mencoba untuk mengalami resesi dan kami pikir kami tidak harus melakukannya," kata ketua Federal Reserve, Jerome Powell dikutip dari Russian Today.
Inflasi di AS naik menjadi 9,1% bulan lalu, tingkat tercepat sejak 1981 terutama didorong oleh kenaikan harga bahan bakar dan makanan.