Kalau dirunut ke hulu, pemicu krisis gandum belakangan ini adalah kebijakan Biden yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia sebelum invasi Rusia 24 Februari dulu, yang kemudian diikuti sekutu-sekutunya, disusul deretan sanksi berikutnya. Rusia adalah eksporter gandum terbesar di dunia, meski hanya urutan ke-3 terbesar dalam produksi, setelah Tiongko dan India -- ketiga negara itu produksinya mencapai 41% dari total produksi gandum dunia yang 760 juta ton. Gegara sanksi Barat Rusia berjaga-jaga, tentu saja. Ekspor gandumnya dikurangi, untuk mengantisipasi bila terjadi kekurangan pangan. Sementara Ukraina, eksporter terbesar ke-5, sebagian besar produksinya berasal dari Oblast (provinsi) Kherson dan Zaporizhzhia, di mana kedua oblast itu dikuasai Rusia. Total ekspor gandum Ukraina mencapai 9% ekspor dunia. Belum lagi blokade Rusia di Laut Hitam, sebagai 'pelajaran' untuk Barat, meski ternyata yang menanggung akibatnya bukan Barat -- Indonesia termasuk yang menanggung akibatnya. Itulah AS. Tidak Demokrat, tidak juga Republik, untuk mempertahankan supremasinya di mata dunia, akan menempuh cara apapun dengan ongkos berapapun.
Aji M Yusuf
Gandum urusan produsen mi. Merupakan perusahaan pencetak plasma dengan total tanah seluas yang saya lupa pada lap tahunan 2021. Seratus ribu hektar kalau tidak salah. Itu belum termasuk tanah yang terseret melalui sistem waralaba. Saya sudah taruhan dengan teman, dengan akad tertentu. Di rubah seperti semacam kuis, ada sponsor-sponsoran juga, tidak besar, seukuran makanan satu porsi. Posisi saya disway tidak akan berani mengangkat isu soal plasma ini. Pemiliknya lebih memikirkan gaji karyawan soalnya, takut di suspen.
Liam Then
Di DPR, apalagi. Direstui alam, semuanya kompak, "seng ada lawan", kata orang timur. Begitu keras nya kerja, sampai undang-undang ada di beritakan di ketok di tengah malam. Jaman covid, Jenderal sekaligus dokter, tokoh kesehatan idola saya Dr.T saja mental tak tahan tekanan. Covid begitu parah. Tapi tiba-tiba muncul Pak LBP , wussss...covid ngendap, masker berlepasan. Turis berdatangan. Maaf, sekali lagi saya nulis ; Di restui alam. Seekarang jelas bukan , kalo syaa klaim Inisiatif Erdogan itu sebenarnya ketempelan aura "direstui alam" yang di bawa presiden kita Pak Jokowi? Disclaimer : istilah di restui alam bukan saya yang buat, anda sudah tau siapa yang duluan nulis istilah ini. Sekian ,makasih dulur sekalian.
Liam Then
Orang Turki jelas menyebut ini sebagai inisiatif Erdogan. Tapi saya boleh juga dong sebagai warga RI, menyebut diteken nya kesepakatan ini akibat kedua pihak ketempelan aura di restui alam-nya Pak Jokowi. Bagaimana bisa ? Berikut Alur imajinasi logika saya. Kita semua sudah tahu betapa perkasa nya Pak Jokowi dalam hal urusan mendamaikan. Sudah terekam jejaknya di mulai dari waktu menjabat Walikota Solo. Gonjang ganjing pemindahan pasar, bisa adem, orang pada nurut. Lanjut menang 90%. Direstui Alam . Pindah ke Jakarta, Monorel yang mangkrak tiba-tiba kok mulai lagi, MRT yang puluhan tahun berwujud wacana , tiba-tiba lancar jaya, mesin bor gede-gedean ngebor. Orang Jakarta dagunya menjadi sedikit terangkat sekarang, waktu bilang ; "Kami punya MRT". Direstui alam. Waktu asik-asik menjadi Gubernur DKI tentu masih ingat ucapan ini : "apa itu copras-copres , saya gak mikir". Maksudnya menunjukan niat konsen di DKI. Apa mau di kata,gak tahu apa sebabnya. Ibu Mega tiba-tiba gak mau nyapres. Pak Kokowi dipanggil. Sebagai petugas partai tentu harus nurut pimpinan. Lanjut.Menang. Direstui alam lagi. Sampai pada periode kedua. lawan menjadi partner. Bikin mereka yang kita sudah tahu ,termangu-mangu. Sek tiba-tiba, karena nya ,RI mendapat jatah (ijin) beli 36 Rafale ,fighter kelas A2 ( A1 nya F-22 gak di jual) di ikuti tawaran F-15 eagle. TNI-AU jadi macan nambah sayap.