MAJALENGKA, RADARTASIK.COM – Di Jalur Pendakian Apuy, salah satu jalur menuju puncak Gunung Ciremai, terdapat Batu Nyungcung.
Batu besar yang kini ditandai dengan rucuk bambu itu diyakini sebagai sebuah benda keramat di Jalur Pendakian Apuy.
Sebongkah batu itu berdiri tegak. Ukuran kelilingnya sekira 80 centimeter dan tingginya selutut orang dewasa. Batu itu ditumbuhi lumut. Sekilingnya dipagari bambu amat sederhana sebagai penanda ’keistimewaan’.
BACA JUGA: Kisah Kuda Sembrani Dikaitkan dengan Batu Besar di Gunung Manglayang
Berdasarkan kepercayaan warga setempat, Batu Nyungcung adalah benda keramat di Gunung Ciremai. Karena itu, pamali untuk melakukan tindakan yang tidak diperkenankan.
Kendati demikian, tidak diketahui persis, bagaimana kisah dari Batu Nyungcung di Gunung Ciremai yang secara administrasi masuk wilayah Kabupaten Majalengka itu.
Sejumlah pantangan wajib diketahui pedaki atau siapa pun yang beraktivitas di sekitar area Batu Nyuncung yang dikeramatkan. Misalnya, tidak boleh dilangkahi apalagi dinaiki.
BACA JUGA: Asal Usul Batu Bleneng di Tol Cipali
Pantangan lainnya adalah tidak boleh sompral. Pendaki juga harus tetap santun dan tidak boleh berkata-kata kasar, apalagi sombong. Juga dilarang istirahat di sekitar lokasi.
Perilaku dan pantangan itu, tentu saja berlaku sepanjang pendakian Gunung Ciremai untuk menghormati kearifan lokal masyarakat juga kelestarian alam dan hutan itu sendiri.
Adapun keberadaan Batu Nyungcung ada di Jalur Pendakian Apuy Desa Argamukti Kecamatan Argapura kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
BACA JUGA: Kamarudin Ungkap Jejak Elektronik Sebelum Brigadir J Tewas, Ada Ketakutan
Lokasi tepatnya, antara Transit Camp (TC) Tegal Masawa dan TC Tegal Jamuju pada ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Menurut seorang anggota Mitra Pariwisata Gunung Ciremai (MPGC) Apuy, Mang Adang, batu Nyungcung termasuk benda keramat.
”Ini salah satu benda keramat. Jadi kita mesti santun. Ucapkan salam bila melintas dekat batu Nyungcung karena batu ini merupakan petilasan leluhur yang identitasnya masih dirahasiakan,” kata Adang.