Radartasik, Dalam biografi George Michael, A Life, penulis James Gavin merinci bagaimana penyanyi legendaris itu kecanduan yang sangat mendalam terhadap pil “pemerkosa”, GHB.
GHB atau yang lebih sering disebut sebagai “G” merupakan obat depresan yang memiliki efek euphoria dan dapat meningkatkan gairah seks dan rasa tenang.
Tidak hanya itu, obat ini juga diketahui memiliki efek amnesia, karena efeknya GHB terkadang disalahgunakan oleh beberapa orang. Menurut Alcohol.org, GHB ini juga disebut sebagai obat “date rape” atau obat perkosaan.
Michael , yang meninggal pada tahun 2016 pada usia 53 tahun, menderita kecanduan narkoba yang parah menjelang kematiannya.
Dalam buku baru yang berjudul George Michael : A Life, James Gavin mengungkapkan seperti apa penyanyi itu di beberapa tahun terakhirnya.
"Dia tidur sampai tengah hari kemudian tetap terjaga hampir setiap saat," tulis Gavin dalam buku itu.
"Bagi Michael , GHB membuatnya seperti dikirim ke surga, selain memicu dorongan seksualnya, itu membuat pria yang depresi dan membenci diri sendiri merasa menarik,” lanjutnya.
James Gavin menambahkan, “Obat itu membawa kegembiraan, GHB juga memberinya kepercayaan diri dengan pendamping seksi yang paling menakutkan.”
"Tapi itu juga membawanya ke tingkat penghancuran diri baru yang menakutkan. GHB lebih membuat ketagihan daripada sabu dan lebih berisiko," ungkap penulis itu.
BACA JUGA:Waduh, Mick Jagger Usia 78 Tahun Positif Covid-19, Rolling Stones Tunda Konser di Amsterdam
Gavin juga mengklaim bahwa obat itu memicu hubungan putus-nyambung Michael dengan Paul Stag aktor film dewasa Inggris.
"Michael membayarnya untuk seks dan untuk membeli GHB. Dalam pesan teks, mereka menyebutnya sampanye," tutur Gavin.
Obat itu juga membuat Michael mendambakan junk food yang menyebabkan berat badannya bertambah banyak. Kenaikan berat badan akhirnya menyebabkan penyakit hati, yang akhirnya merenggut nyawanya.
George Michael akhirnya ditemukan tewas di hari Natal tahun 2016.