Radartasik, TASIKMALAYA – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya masih menjadi ancaman serius.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, total kasusnya kini telah menembus angka 1.000 kasus sejak Januari 2022 hingga akhir Juni ini.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya dr H Asep Hendra mengatakan, peningkatan kasus DBD masih terus terjadi hingga kini.
Menurut dia, kondisi itu masih terus terjadi akibat sering terjadi hujan akibat adanya anomali cuaca.
Dampaknya, potensi kemunculan genangan air yang menjadi pemicu sarang nyamuk masih cukup tinggi.
"Saat ini total kasus sudah mencapai 1.021 kasus. Sebanyak 13 pasien masih dirawat di beberapa fasilitas kesehatan dan 16 kasus meninggal dunia," paparnya, Jumat (24/06/22).
Tambah Asep, mayoritas untuk kasus DBD yang meninggal dunia 70 persen terjadi pada pasien usia masih anak-anak.
Dia mengimbau agar terus melakukan upaya 3M plus di lingkungannya dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Daerah endemiknya menyebar tak hanya di seluruh kecamatan. Tapi sudah ke tingkat kelurahan juga ada kasus semua. Paling banyak di Kecamatan Tawang, Cipedes, dan Indihiang," singkatnya.
Di Jakarta Barat Ditemukan 562 Kasus DBD
Selama tiga bulan terakhir, wabah demam berdarah (DBD) di Jakarta Barat sudah mencapai angka 562 kasus.
Angka tersebut membuat pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat (Jakbar) sedikit khawatir.
Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Barat, Iin Mutmainah mengingatkan kepada warganya untuk menjaga lingkungan dan mengatur pola hidup sehat guna mencegah naiknya kasus demam berdarah (DBD).
"Kami menghimbau kepada masyarakat tetap melakukan satu hal yakni PHBS , Pola Hidup Bersih dan Sehat," kata Iin saat ditemui di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kamis, 23 Juni 2022.
Adapun faktor yang mempengaruhi meningkatnya penyakit DBD, yaitu pertama karena cuaca ekstrim.