Radartasik,JAKARTA –Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim seluruh fasilitas kesehatan (faskes) yang ada telah siap melayani pasien jika sampai terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia yang disebabkan dua subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
”Dari hulu hingga hilir, sistemnya terbentuk,” ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, Sabtu (18/06/2022).
Syahril menuturkan, seluruh dinas kesehatan dan rumah sakit pun telah mewaspadai tren kenaikan kasus Covid-19 tersebut. Mulai langkah melakukan tracing hingga perawatan.
"Untuk seluruh pasien yang sempat terkena varian baru sudah selesai menjalani isolasi mandiri. Dan rata-rata gejala ringan,” katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro menegaskan bahwa vaksin booster menjadi hal utama.
”Dengan tingginya imunitas atau kekebalan dalam tubuh kita dan masyarakat, diharapkan tidak terjadi lonjakan kasus,” tuturnya.
Selain itu, Reisa menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan. Menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker efektif menekan penularan.
BACA JUGA:John Hopkins Ketawa Pas Lihat Video Sejumlah Polisi Grebek Rumah Nikita Mirzani
Raisa menjelaskan, berdasar data Kemenkes per 15 Juni 2022, situasi Indonesia masih dapat dikategorikan dalam level 1 dan dinilai terkendali. Menurut standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), transmisi komunitas untuk level 1 kurang dari 20 kasus per 100 ribu penduduk per minggu. Lalu, untuk rawat inap kurang dari lima kasus per 100 ribu penduduk per minggu dan untuk kematian kurang dari satu per 100 ribu penduduk per minggu.
”Transmisi kasus komunitas di Indonesia masih rendah, yakni di 1,58 per 100 ribu penduduk per minggu. Jumlah kasus positif di Indonesia hingga 15 Juni berada pada angka 2,15 persen,” jelasnya.
Sementara itu, menurut peneliti Global Health Security Dicky Budiman, gelombang kasus Covid-19 yang akan datang memiliki tren yang berbeda. Yakni, lebih cepat menyebar, tetapi tidak akan separah sebelumnya. Terutama bagi negara yang sudah memiliki modal imunitas seperti Indonesia.
Namun, melihat kecepatan menular dan kemampuan reinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, menurut Dicky, gelombang yang dipicu keduanya bisa melebihi banyaknya kasus ketika gelombang Delta.
”Namun, mungkin tingkat keparahannya berkurang. Bukan karena virusnya melemah, melainkan karena kita sudah memiliki modal imunitas,” ungkap Dicky.