RADARTASIK, TASIKMALAYA - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar pada Februari 2022. Itu pada acara Merdeka Belajar episode 15.
Dengan munculnya Kurikulum Merdeka tersebut, Kemendikbudristek tidak memaksakan sekolah. Sebab, sekolah diberikan tiga opsi untuk menerapkan kurikulum, yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka.
Namun dengan adanya peluncuran Kurikulum Merdeka tersebut, sebagai wadah bagi guru untuk menyalurkan kreativitasnya dan membangun ekosistem pendidikan yang lebih baik.
Mengingat pentingnya Kurikulum Merdeka tersebut, Kolaborasi Kelompok Kerja Guru (KKG) se-Kecamatan Cipedes, mulai dari; KH Ma’mun Sodik, Utuy Sobandi, Mayor Elang Subandar, Dr Moh Hatta, RE Martadinata menyelenggarakan Workshop Implementasi Pembelajaran Menyenangkan Dalam Kurikulum Merdeka, di SDN Cicariu Kota Tasikmalaya, Senin (13/6/2022). Acara diikuti sebanyak 331 guru se-Kecamatan Cipedes baik luring dan daring.
BACA JUGA: Kelola Sampah Mulai Dari Rumah
Ketua Panitia Workshop Kecamatan Cipedes Riksa Komara SPd mengatakan, Kemendikbudristek telah meluncurkan Kurikulum Merdeka. Untuk itu, agar proses belajar-mengajar tetap berkelanjutan, perlunya guru-guru di Kecamatan Cipedes mengenal kurikulum baru tersebut.
”Sehingga kita mengadakan workshop yang mengarah kepada Kurikulum Merdeka kepada guru-guru se-Kecamatan Cipedes. Agar guru mulai mengenal terlebih dahulu, supaya ketika pembelajaran di kelas lebih siap,” katanya kepada Radar, Senin (13/6/2022).
Oleh karenanya, dalam mengenalkan Kurikulum Merdeka tersebut, guru-guru dalam workshop mendapatkan pemahaman tentang kebijakan implementasi Kurikulum Merdeka, karakter utama Kurikulum Merdeka, model pembelajaran berbasis proyek dan capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, dan profil pelajar Pancasila Kurikulum Merdeka. Serta, perangkat pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran bermakna dalam konteks implementasi kurikulum, sekolah penggerak, dan lainnya.
“Kita kenalkan mulai dari apa itu Kurikulum Merdeka, bagaimana proses pembelajaran, bagaimana cara mengajar, membuat modul dan media pembelajaran dan lainnya,” ujarnya.
Dengan guru mengenal Kurikulum Merdeka, sambung Riksa, nantinya mampu menggali potensi siswa, mulai dari; aspek pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik.
“Sebetulnya Kurikulum Merdeka, tidak jauh berbeda dengan Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka menekankan pada potensi siswa tersalurkan secara optimal,” katanya.
BACA JUGA: Tumbuhkan Karakter Siswa Cinta Budaya
Kemudian, agar guru paham dengan adanya Kurikulum Merdeka mampu memberikan siswa sarana mengenali jati dirinya sejak dini. “Kurikulum Merdeka menyediakan ruang siswa untuk membuat proyek yang terintegrasi pembelajaran,” ujarnya.
Arah selanjutnya, Kurikulum Merdeka dapat mencetak profil pelajar Pancasila. Karena dalam proses pembelajaran mampu menanamkan budaya atau nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. “Kurikulum Merdeka juga lebih diarahkan pembelajaran konsep Pancasila dalam aktivitas pembelajaran,” katanya.
Setelah semua telah dibahas dalam Kurikulum Merdeka tersebut, ia pun berharap guru di Kecamatan Cipedes lebih mengenal kurikulum tersebut. Lebih lanjut, ketika diminta 2023 diaplikasikan secara utuh, guru sudah siap.