Radartasik, KOTA TASIK – Burung Murai Batu bernama terror, membuat kejutan di even Oriq Jaya Indonesia dalam Piala Wali Kota Cup, Minggu (05/06).
Berbekal materi isian gerejaan dan cililin, murai bernomor 28 ini membuat juri tak bisa meremehkannya. Yup, Terror pun menyabet juara 1 di kelas utama Piala Wali Kota Cup.
Delly, sang pemilik Terror tampak semringah. Warga Perum Graha Persada, Sindangkasih, Cikoneng, Kabupaten Ciamis ini meras puas.
BACA JUGA:Cara Oriq Jaya Indonesia Geliatkan Pariwisata, Gelar Piala Wali Kota Tasikmalaya
Murai batu muda utan yang dibelinya dari Aceh ini, lagi-lagi membawa hasil memuaskan.
“Di even bergengsi ini tentu bikin bahagia. Jadi tidak sia-sia saya beli langsung dari Aceh,” kenang dia usai lomba kelas utama murai batu, kepada radartasik.disway.id.
Delly, (paling kiri) pemilik murai.--tiko heryanto/radartasik.disway.id
Terror adalah burung ocehan murai batu yang dibeli Bos Beras itu sejak trotolan. Terror di tahun 2021 menyabet juara 2 piala Bupati Cirebon dan Juara 3 Piala Wali Kota Cirebon.
Kini koleksi ketiga yang cukup membanggakan. Juara 1 kelas utama mendapatkan uang tunai senilai Rp 6 juta rupiah.
BACA JUGA:Bangkitkan Lagi Sektor Pariwisata, Dikunjungi 1.000 Orang Perhari, Teejay Diskon 10 Persen
Untuk diketahui, kelas utama murai ini sebagai kasta tertinggi. Dimana tidak banyak burung yang bisa mengikuti lomba.
Sebab di kelas ini hanya ada 12 ekor burung saja. Atau biasa disebut dengan G12. Sehingga uang pendaftaran dari semua peserta --yakni masing-masing Rp 1 juta-- seluruhnya diberikan kepada pemenang.
“Panitia atau penyelenggara sama sekali tidak mengambil keuntungan. Ini benar-benar kelas paling eksklusif. Juara pertama mendapat 50 persen dari total, kemudian kedua 30 persen dan ketiga 20 persen,” ungkap Ketua Umum Oriq Jaya Indonesia Achmad Suryono didampingi Ketua DPW Jabar I, H Asep Gianto kepada radartasik.disway.id.
Kelas ini, menurut pria asal Lampung tersebut, betul-betul sebagai kelas terteringgi. Kelas G12 ini, dijelaskan dia, penilaian dititik beratkan pada kualitas burung.
“Even burung ocehan yang kami kelola sudah bergeser. Bukan sekadar ramai atau untung dari sisi materi saja. Tetapi kualitas itu menyeluruh. Mulai burung, juri dan lainnya,” ungkapnya.