Radartasik.com, KOTA TASIK – Salah seorang penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Tunai yang meninggal Jumat (15/04/22) lalu, Nana (48), warga Peundey, Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, ternyata meninggal dunia karena memiliki riwayat penyakit jantung.
Hal itu diungkapkan Kapolsek Kawalu, Polres Tasikmalaya, Kompol Sunarjono. Kata dia berdasarkan informasi yang dihimpunnya, Jumat kemarin korban sekira jam 17.00 WIB meninggal dunia di rumahnya.
"Korban memiliki riwayat penyakit jantung dan terakhir kali berobat Maret 2022, dengan keluhan kaki bengkak, muka bengkak dan nyeuri dada," paparnya, Sabtu (16/04/22).
Terang dia, saat kejadian pagi harinya korban sekira jam 08.00 WIB berangkat ke Kantor Kelurahan Urug untuk melihat nomor antrean pencairan BPNT Tunai yang didistribusikan oleh PT Pos.
"Jadi korban saat itu tak mengantre. Selanjutnya korban berangkat lagi ke Sukaraja dengan tujuan untuk membeli jam dinding," terangnya.
"Setelah dari Sukaraja almarhum langsung pulang menuju rumahnya, dan tidak ke Kantor Kelurahan Urug lagi. Almarhum pagi hari berangkat ke Kantor Kelurahan Urug bersama beberapa rekannya," sambungnya.
Dia menambahkan, korban ditemukan sudah meninggal dunia oleh Ibu kandungnya sore hari di rumahnya
"Adanya isu korban meninggal dunia disebabkan oleh bolak-balik ke Kantor kelurahan untuk mencairkan BPNT tidak benar. Korban hanya satu kali saja ke kantor kelurahan," tambahnya.
Jelas dia, pihak keluarga sudah menerima bahwa meninggalnya almarhum karena takdir Allah SWT.
"Pemakaman almarhum dilaksanakan setelah anak almarhum datang, atas permintaan keluarga," jelasnya.
Hal senada ditututkan Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Murjani yang pagi tadi takziah ke rumah duka di Urug.
"Tadi pagi saya takziah menyampaikan belasungkawa ke keluarga Almarhum Bapak Nana ketemu Ibunya, mertua dan datang beberapa saudara almarhum," tuturnya.
Hasil pertemuan dengan Ibu dan kakak almarhum bahwa korban memiliki riwayat penyakit. Saat hari kejadian, korban memang pagi harinya berangkat ke kantor kelurahan.
"Karena mengantre, almarhum pulang lagi. Habis Jumatan almarhum ke Sukaraja untuk membeli jam dan lewat kantor kelurahan masih banyak yang ngantre," katanya.
Maka almarhum langsung ke Sukaraja setelah itu pulang ke rumah. Semua perjalanan almarhum diantar oleh kakaknya naik sepeda motor.
"Keluarga menceritakan almarhum tidak mengantre bansos, hanya datang pagi karena penuh pulang lagi," tukasnya.
Kategori :