Waduh, Setelah Pertamax Naik, Harga Pertalite Akan ”Disesuaikan”, Bagaimana Ini?

Kamis 14-04-2022,07:00 WIB
Editor : usep saeffulloh

Radartasik.com, Pemerintah berencana melakukan penyesuaian harga BBM khusus jenis Pertalite. Itu sebagai bentuk penyikapan dampak dari harga minyak dunia yang tinggi.

Demikian penjelasan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif kepada DPR. 

Tak hanya menyesuaikan harga Pertalite, pemerintah juga berencana melakukan penyesuaian kuota BBM jenis pertalite.

"Penyesuaian kuota dan harga pertalite merupakan salah satu strategi jangka pendek dan jangka panjang yang dilakukan pemerintah," kata Arifin Tasrif saat RDP di DPR, Rabu 13 April 2022.

Arifin Tasrif menjelaskan, untuk jangka pendek, pihaknya tengah mempertimbangkan perubahan jumlah kuota minyak tanah, solar, pertalite serta penyesuaian harga BBM nonsubsidi. 

Pemerintah juga secara paralel terus memantau ketersediaan dan distribusi BBM, khususnya saat Ramadan dan Idulfitri 2022.

"Kami mengusulkan perubahan jenis kuota BBM tertentu yaitu JBT minyak solar, JBT minyak tanah, dan JBKP pertalite serta penyesuaian harga BBM nonsubsidi sesuai keekonomian yang pasarnya untuk menengah ke atas," ujar Arifin Tasrif.

Sementara untuk jangka panjang, Arifin Tasrif  merinci rencana pemerintah di antaranya mengubah stok energi dari 21 hari menjadi 30 hari.

Langkah lainnya yaitu menerapkan manajemen stok jangka panjang, hingga penyesuaian harga Pertalite.

"Kita akan melakukan peningkatan pengamanan yaitu cadangan operasional menjadi 30 hari yang saat ini menjadi 21 hari dan manajemen stok jangka panjang, optimalisasi campuran bahan bakar nabati dalam solar, penyesuaian harga pertalite, minyak solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti, antara lain KBLB, bahan bakar gas, bioetanol, maupun CNG," tutur Arifin Tasrif.

Menurut Arifin Tasrif, langkah-langkah tersebut dilakukan seiring dengan realisasi kenaikan minyak dunia.

Harga minyak dunia mengerek harga Indonesia Crude Price (ICP). Tercatat, pada Maret 2022 ICP sudah mencapai USD98,4 per barel.

"Angka ICP ini jauh di atas APBN yang hanya mengasumsikan USD63 per barel adapun rata-rata CP Aramco untuk LPG telah mencapai USD839,6 per metrik ton, asumsi awal kita di 2022 hanya sebesar USD569 per metrik ton," ujarnya. (Disway)

Tags :
Kategori :

Terkait