Radartasik.com, Penyakit stroke sampai saat ini masih tinggi di Indonesia. Kunci penanganan pasien stroke adalah harus berpacu dengan waktu dalam hitungan menit. Makin cepat terdeteksi dan tertangani, risiko gejala sisa, kecacatan, hingga kematian bisa ditekan.
Berdasar Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 10 tahun terakhir (2012—2021) didapatkan fakta bahwa prevalensi penyakit stroke di Indonesia masih sangat tinggi.
Stroke merupakan salah satu dari tiga penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia dan juga penyebab kecacatan (disability) utama pada penderita usia dewasa bahkan pada usia produktif.
Dokter Chamim dari Stroke Center Brawijaya Hospital Saharjo mengatakan, stroke digolongkan dalam penyakit katastropik. Sebab mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial.
Serangan stroke dapat terjadi tiba-Atiba pada siapa saja, baik dalam keadaan istirahat atau sedang melakukan kegiatan tertentu, di rumah atau di tempat kerja atau bahkan saat melakukan olahraga sekalipun.
”Stroke dapat terjadi kapan saja tanpa dapat diduga yang tentunya tidak diinginkan setiap orang namun fakta sebenarnya perlu diketahui bahwa stroke dapat dicegah,” kata Chamim kepada wartawan baru-baru ini.
”Melalui deteksi dini diharapkan kejadian stroke dapat dicegah kepada mereka yang berisiko. Dan melalui penanganan yang tepat diharapkan angka kecacatan dan kematian akibat stroke dapat ditekan,” tambah dia.
Tata Laksana Pasien Stroke
Penanganan pasien stroke dapat melibatkan tim multidisiplin. Misalnya tim dokter spesialis saraf, bedah saraf, radiologi-intervensi, hingga rehabilitasi medis berkompeten.
”Diharapkan dapat memberikan layanan holistik dan komprehensif pada pasien stroke sejak awal ditemukan risiko (preventif), timbul gejala (kuratif) hingga rehabilitasi medis gejala sisa stroke,” papar Chamim.
Selain itu, dalam mendukung pemeriksaan dan penanganan pasien stroke dilakukan dengan teknologi seperti CT-scan 128 slides, MRI, dan MRA, tindakan minimal invasif DSA (digital subtraction angiography), operation theatre dengan mikroskop Leica, critical unit, serta homey ambience pada fasilitas rawat inap dan poliklinik.
Pasien stroke dapat dideteksi dengan code stroke system. Radiologi akan mempersiapkan akses cepat pemeriksaan pasien stroke sehingga tatalaksana terapi pun dapat diberikan lebih cepat.
Menangani kasus stroke sedini mungkin merupakan target utama tim multidisiplin untuk memperkecil kerusakan syaraf yang terjadi. Sehingga, memperkecil kemungkinan terjadinya gejala sisa pascastroke, risiko komplikasi, dan risiko kematian. (jp)