Radartasik.com, Kita sering mendengar istilah henti jantung (sudden cardiac arrest) dan serangan jantung. Apakah dua istilah itu berbeda? Ternyata memang berbeda.
Dalam perbincangan virtual dengan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Mayapada Hospital Surabaya dr. Samuel Sudanawidjaja, Sp.Jp, kondisi henti jantung dan serangan jantung ternyata berbeda dari mulai gejalanya hingga penanganannya.
Menurutnya, henti jantung adalah suatu kondisi atau istilah di mana jantung berhenti mendadak, karena suatu sebab tertentu.
“Jadi sama sekali tidak ada aktivitas dari jantung itu. Tiba-tiba otot jantung terhenti, tak bisa memompa darah lagi, tak ada aktivitas apa-apa,” kata dr. Samuel secara virtual, Kamis (10/2/2022).
Menurutnya, waktu emas atau golden period untuk menolong seseorang dari kondisi henti jantung yakni hanya berlangsung sangat singkat, hanya 3 menit. Jika terlambat sedikit saja, akan menyebabkan kerusakan otak hingga koma atau berujung kematian.
“Kalau kita tolong dalam waktu yang cepat, itu masih ada kemungkinan untuk di hidupkan kembali. Jadi memang angka kematiannya sangat tinggi. Henti jantung ini biasanya kejadiannya di luar rumah sakit ya. Ini perlu pertolongan yang cepat dan tepat. Kita punya waktu kalau terjadi henti jantung sekitar 3 menit, menyelamatkan pasien. Tiga menit saja. Karena setelah 3 menit, otak mulai mengalami kerusakan,” jelasnya.
“Jadi katakanlah kita agak delay menolong, mungkin fungsi jantung bisa dikembalikan, mungkin jantungnya berdenyut lagi, tetapi orangnya mungkin tak pernah bangun atau dalam kondisi koma terus karena otak sudah mulai mengalami kerusakan. Jadi idealnya henti jantung ditolong maksimal 3 menit,” tambah dr. Samuel.
Beda dengan Serangan Jantung
Serangan jantung berbeda dengan henti jantung. Serangan jantung atau sindrom koroner akut adalah penyakit jantung serius. Kondisi ini terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan aliran darah sesuai kebutuhan.
Jadi, fungsi jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Jika dibiarkan begitu saja, kondisi ini bisa berakibat fatal hingga hilangnya nyawa.
“Serangan jantung itu kondisi di mana pembuluh darah koronernya itu tersumbat sehingga terjadi kerusakan otot jantung. Serangan jantung itu menjadi salah satu sebab dari henti jantung. Tetapi tak semua serangan jantung akan henti jantung, tak semua. Ya, serangan jantung itu termasuk Penyakit Jantung Koroner. Dan kalau terjadi serangan jantung akut, resiko untuk terjadi henti jantung itu sekitar 30 persen,” ungkapnya.
Dan jika seseorang mengalami serangan jantung, maka mereka akan memiliki golden period lebih lama dibanding henti jantung, yakni sekitar 2 jam. Hasil yang terbaik adalah pertolongan dilakukan dalam waktu 2 jam.
“Sebenarnya kita masih punya waktu sampai 6-12 jam, tapi prinsipnya makin cepat makin baik,” kata dr. Samuel.
Lalu apa gejala serangan jantung dan henti jantung?
Menurut dr. Samuel, henti jantung sulit diketahui gejalanya, bahkan hampir tak ada gejala pendahuluan. Seseorang bisa langsung terjatuh dan tak bernapas.
“Henti jantung tak ada gejalanya, tiba-tiba saja terjatuh dan tak bernapas, tanpa gejala orangnya bisa baik-baik saja, tiba-tiba jatuh saja, tanpa apa-apa. Tanpa gejala langsung jatuh, tak bernapas. Ya mungkin bisa ada kejang atau ngorok sebentar karena jantung tiba-tiba berhenti,” jelasnya.
Sedangkan serangan jantung, gejala spesifiknya, pasien merasa tak enak di dada, rasa seperti tertekan benda berat, atau rasa panas di dada. Rasa tak enak itu bisa di tengah, kiri, kanan di punggung, bisa menjalar sampai ke rahang dan lengan.
Kategori :