Radartasik.com, MOSKOW — Berbagai sanksi yang diberikan otoritas sepak bola dunia dan Eropa kepada Rusia, menyusul invasi yang dilakukan negara tersebut ke Ukraina, dikecam dan diprotes sejumlah klub sepak bola negara berjuluk Negeri Beruang Merah tersebut.
Seperti diketahui FIFA dan UEFA telah memberi sanksi kepada Rusia dengan mencabut keputusan negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut sebagai tuan rumah final Liga Champions tahun ini. Tak hanya itu sebelumnya FIFA dan UEFA juga melarang timnas putra Rusia bertanding dalam playoff kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 24 Maret mendatang.
Demikian juga timnas putri Rusia yang harus menerima konsekuensi membatalkan partisipasinya dalam Euro 2022 di Inggris pada 6—31 Juli mendatang.
Di level turnamen antarklub, Spartak Moskva juga tidak diperbolehkan turun dalam babak 16 besar Liga Europa 2021—2022. Gladiatory (julukan Spartak) seharusnya bertanding menghadapi klub Bundesliga RB Leipzig. Praktis, dengan dicoretnya Spartak, tiket ke perempat final langsung dikantongi RBL (singkatan RB Leipzig).
UEFA juga menyudahi kontrak kerja sama bernilai EUR 40 juta (Rp 641,8 miliar) dengan salah satu perusahaan gas milik pemerintah Rusia, Gazprom. Sama seperti yang sudah dilakukan salah satu klub Bundesliga, Schalke 04.
“Keputusan ini ditetapkan hari ini (kemarin, 01/03/2022,red) oleh Biro Dewan FIFA dan Komite Eksekutif UEFA di masing-masing badan pembuat keputusan tertinggi dari kedua lembaga berkaitan dengan kondisi yang mendesak tersebut. Apa pun yang mewakili Rusia, klub atau timnas, dilarang turun di ajang apa pun dari kalender FIFA atau UEFA sampai waktu yang tak bisa ditentukan,” tulis FIFA dan UEFA dalam pernyataan bersama.
Baik FIFA maupun UEFA menilai Rusia sudah menyalahi nilai-nilai sportivitas dalam sepak bola. “Sepak bola sepenuhnya bersatu di sini dan dalam solidaritas penuh dengan semua korban yang terkena dampak di Ukraina. Kedua presiden (FIFA dan UEFA) berharap situasi di Ukraina membaik secara signifikan,” lanjut pernyataan kedua konfederasi sepak bola tersebut.
Atas sanksi yang dijatuhkan FIFA dan UEFA tersebut, baik klub Spartak maupun Federasi Sepak Bola Rusia (RFU) menyatakan tak terima. Begitu pula klub Rusia lainnya. Salah satunya Zenit Saint Petersburg. Pelatihnya, Sergei Semak, mengecam sanksi tersebut.
Sebab, menurut dia, sepak bola tak bisa disangkutkan dengan politik. “Aku pun tak ingin mencampuradukkan politik dengan sepak bola,” kecamnya seperti dikutip dari laman Championat.
Pelatih timnas Rusia Valery Karpin pun balik menuding FIFA dan UEFA sebagai dua pihak penghancur mimpi para pemain muda Rusia untuk merasakan atmosfer Piala Dunia. “Tentu dalam hal ini kami berharap sepak bola diselesaikan di lapangan, bukan secara politis,” sindir Karpin di laman resmi RFU. “Aku berharap sanksi FIFA dan UEFA bisa segera dicabut dan sepak bola Rusia kembali ke kancah internasional,” sambung Karpin.
Karena itu, RFU berniat mengajukan banding atas keputusan FIFA dan UEFA serta membawa kasus tersebut ke Badan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS). RFU menilai ada unsur diskriminasi di balik sanksi tersebut.
Sanksi itu juga dianggap bisa memecah belah komunitas olahraga dunia yang selama ini menganut prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan independen dari politik. “Kami pun berhak menentang keputusan FIFA dan UEFA tersebut sesuai dengan norma-norma hukum olahraga internasional,” kata RFU dalam pernyataannya. (jawapos)