radartasik.com, RADAR TASIK - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pada Februari 2022 terjadi deflasi sebesar 0,22 persen. Deflasi ini terjadi akibat adanya penurunan sejumlah komoditas kebutuhan pokok.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan bahwa berdasarkan pemantauan dari 90 kota, indek harga konsumen mengalami penurunan, semula 108,26 menjadi 108,24.
Disampaikan olehnya, penurunan ini terjadi setelah adanya penurunan harga pada telur ayam ras, hingga daging ayam ras. “Beberapa komoditas mengalami penurunan harga pada Februari 2022 adalah telur ayam ras, cabe rawit, batu belah, minyak goreng dan daging ras ayam,” ucapnya.
Wilayah dengan penyumbang deflasi tertinggi adalah Tanjung Pandan dengan minus 2,08 persen. “Komoditas yang menyebabkan deflasi di Tanjung Pandan adalah ikan kerisi dengan andil sebesar 0,58 persen, ikan selar dan ikan ride dengan andil sebesar 0,4 persen, serta minyak goreng dengan andil deflasi 0,26 persen,” ujar dia.
Adapun, untuk penyumbang inflasi tertinggi adalah Kupang. Komoditas yang mengalami kenaikan adalah ikan kembung 0,17 persen kangkung 0,15 persen dan sawi hijau 0,1 persen.
Meskipun begitu, secara year on year (YoY), Indonesia masih mengalami inflasi sebesar 2,06 persen. Lalu, secara secara tahun kalender masih mengalami kenaikan atau inflasi sebesar 0,54 persen. (jpc)