Radartasik.com, SUKOHARJO — Enam dari 13 jenazah korban kecelakaan maut bus pariwisata di Mangunan, Imogiri, Bantul dimakamkan dalam satu liang lahat di pemakaman Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Senin (07/02/2022). Sementara jenazah lainnya dimakamkan secara terpisah di pemakaman Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto.
Keenam jenazah yakni dimakamkan dalam satu liag lahait itu adalahpasangan suami istri Sugiyo (60) dan Parjiyem (54). Kemudian nenek dan cucunya Kasinem (75) dan Revan (9), serta bapak dan anak, Sri Wahyudi (45) dan Ahfiana (10).
Sebelum dimakamkan keenamnya disalatkan terlebih dahulu di Masjid Nurul Falah, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto. Usai disalatkan, jenazah kemudian dibawa ke Pemakaman Gedong sekitar pukul 09.30, yang hanya bersebelahan dengan masjid tempat jenazah di sholatkan.
“Dimakamkan dalam satu liang lahat. Keenamya masih keluarga dekat,” kata Kades Mranggen Darmadi dikutip dari Radar Solo, Senin (07/02/2022).
“Kita tadi pakai alat berat, biar cepat,” sambung Darmadi lagi.
Di tempat sama, Camat Polokarto Heri Mulyadi menuturkan, untuk korban asal Desa Wonorejo dimakamkan di pemakaman desa setempat. Tapi, tidak dimakamkan dalam satu liang lahat. Para korban asal Desa Wonorejo yakni Puji Lestari (48), Shela Rahayu Ningsih (22) dan Sarsini (45).
“Yang Wonorejo ada tiga korban. Tadi pak sekcam yang acara di sana, di sana makamnya sendiri-sendiri,” kata Heri Mulyadi.
Sopit Tak Hafal Medan
Kanit Gakkum Satlantas Polres Bantul Iptu Maryono menduga kecelalaan mau itu terjadi lantaran sopir bus pariwisata dengan nomor kendaraan AD 1507 EH tersebut tidak menguasai medan. Sehingga mengakibatkan kendaraan yang dikemudikannya mengalami kecelakaan.
“Dugaan awal, kurang menguasai medan,” ujar Maryono saat diwawancarai Jawa Pos Radar Jogja di TKP.
Untuk itu, petugas akan melakukan penyelidikan. Sebab, TKP merupakan jalanan yang menikung ke bawah, sehingga dibutuhkan keadaan rem yang maksimal. “Sopir juga berusaha menyelamatkan dengan banting ke kanan,” sebutnya.
Selain itu, petugas mengambil speedometer bus untuk mengetahui kecepatan bus saat mengalami kecelakaan. Namun, dugaan awal kecelakaan adalah sopir yang tidak menguasai medan. “Kalau soal rem masih perlu kami dalami lagi, apakah ada yang rusak atau tidak,” tegasnya.
Diketahui, sopir bernama Ferriyanto, 35, merupakan warga Kota Surakarta, Jawa Tengah, dan teridentifikasi meninggal di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Sopir membawa rombongan dari Mangunan dan berencana ke Pantai Parangtritis. “Sopir (awalnya dinyatakan selamat, Red) mengalami patah tulang,” bebernya.
Sementara Lia, pemilik warung sekitar Bukit Bego, mengungkap ada dua peristiwa yang melibatkan bus pada Minggu (06/02/2022). Kejadian pertama, bus hampir menabrak warungnya. Namun, bus berhasil dikendalikan oleh sopir. “Nah, setelah itu kok kecelakaan ini,” cetusnya.
Untuk diketahui, bus dalam kondisi ringsek pada bagian depan. Sementara semua kaca pada bagian kanan hancur, akibat menghantam bukit batu ketika mendarat. As roda bus bagian belakang patah. (jpc)