Radartasik, Belanda telah menjadi negara keempat yang berhenti menerima gas alam Rusia menyusul keputusannya tidak melakukan pembayaran dengan rubel menurut pengumuman Gazprom raksasa energi Rusia.
“Hingga akhir hari kerja 30 Mei 2022, Gazprom Export belum menerima pembayaran pasokan gas pada April dari GasTerra BV,” jelas perusahaan Rusia itu.
GasTerra sebelumnya mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk menebus kekurangan pasokan gasnya dari Rusia.
“Berhentinya pasokan oleh Gazprom berarti hingga 1 Oktober 2022, saat tanggal berakhirnya kontrak, sekitar 2 bcm gas tidak akan dipasok. GasTerra telah mengantisipasi hal ini dengan membeli gas di tempat lain,” kata perusahaan asal Belanda itu dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA:Uni Eropa Gagal Embargo Minyak Rusia
Pada akhir April, Gazprom menangguhkan ekspor gas ke Bulgaria dan Polandia dan pada bulan Mei, Finlandia dihentikan. Denmark juga menghadapi pembekuan pasokan setelah menolak permintaan pembayaran dengan rubel Rusia.
Skema pembayaran baru Moskow mengharuskan pembeli gas dari negara-negara yang memberikan sanksi kepada Rusia untuk membuka rekening di Gazprombank.
Mereka kemudian dapat menyetor dana dalam mata uang pilihan mereka yang akan dikonversi oleh bank menjadi rubel dan ditransfer ke pemasok.
Awal bulan ini Jerman dan Italia dilaporkan mengizinkan perusahaan nasional untuk membuka rekening rubel dengan Gazprombank Rusia untuk mematuhi skema pembayaran gas alam baru dan menghindari pemutusan pasokan.
Dikutip dari Russian Today, secara total, dua lusin perusahaan Eropa sejauh ini telah membuka rekening rubel menurut Kementerian Energi Rusia.