Radartasik.com, TASIK — Hujan lebat dengan angin kencang telah merobohkan pepohonan di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya dalam dua bulan terakhir. Mengapa angin kencang sekarang ini jauh lebih mengerikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya?
Di luar faktor cuaca ekstrem yang melanda Tasikmalaya dan sekitarnya, apakah ada faktor lain hingga angin kencang sekarang mampu menumbangkan puluhan pohon hanya dalam waktu satu minggu saja?
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya Ucu Anwar memberikan analisisnya. Menurutnya, salah satu faktor yang membuat angin kencang merobohkan pohon-pohon di pusat Kota Tasikmalaya dan sekitarnya karena terjadi eksploitasi alam berlebihan di Kota Resik ini.
Alam di Kota Tasikmalaya saat ini sudah berbeda dengan sebelumnya. Terjadi eksploitasi alam secara berlebihan. Banyak bukit yang telah hilang. Padahal, Kota Tasikmalaya dulu dikenal Kota Seribu Bukit.
"Ekologi di kita (Kota Tasikmalaya) ini sudah terganggu dari awal karena dampak dari eksploitasi berlebihan ke alam," ujar Ucu Anwar, Rabu (2/2/2022).
Menurut Ucu Anwar, saat bukit-bukit di Kota Tasikmalaya sudah jauh berkurang, ketika angin datang, tak ada lagi pemecah angin. Padahal, bukti dan pohon adalah pemecah angin.
“Jadi ketika bukit sudah habis, jelas angin akan menerpa daerah dengan dataran luas,” ujar Ucu Anwar, yang sejak lama menjadi bagian dari kelompok peduli lingkungan ini.
Sementara itu sebagai langkah mengantisipasi bencana pohon tumbang saat hujan deras disertai angin kencang di jalur nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya melakukan pemangkasan pohon-pohon tua yang dianggap berpotensi roboh atau patah.
Rabu (02/02/22) siang, puluhan petugas BPBD bersama TNI, Polri, Dishub dan Satpol PP melakukan pemangkasan dan penebangan pohon-pohon tua di jalur nasional Jalan Raya Indihiang (Ibrahim Adjie), Kota Tasikmalaya.
"Pemangkasan ini bukan menindaklanjuti, tapi kami sudah merencanakan program pemangkasan kalau perlu penebangan pohon yang ada di sekitar jalan provinsi maupun nasional," ujar Ucu Anwar.
Pemangkasan dan penebangan pohon tua, kata Ucu Anwar, dalam rangka meminimalisir resiko bencana yang terjadi dan bisa membahayakan masyarakat pengguna jalan raya maupun masyarakat sekitar lokasi pohon.
"Kita lakukan dulu identifikasi sebelumnya pohonnya akan dipangkas dan masih bisa dipelihara, atau ditebang. Jadi kami tak sembarangan," terangnya.
"Selanjutnya program ini akan terus dilakukan karena bencana hidrometrologi ini puncaknya Januari-Februari dan berakhir di Maret berdasarkan informasi BMKG," sambungnya.
BPBD Kota Tasikmalaya pun, kata Ucu Anwar, harus terus-menerus memberikan jaminan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bagi warga Kota Tasikmalaya yang menjadi pengguna jalan.
Ucu Anwar juga sudah menyampaikan kepada warga sekitar, yang ada pohon rawan tumbang, ada satu keharusan serta kewajiban semua warga Kota Tasikmalaya saat hujan deras dengan angin kencang untuk senantiasa waspada.
"Karena kita dalam posisi sedang dalam siaga bencana darurat hidrometrologi. Untuk itu masyarakat harus siap siaga dan waspada untuk mengurangi risikonya," terang Ucu Anwar.
Kategori :