Pecahan Uni Soviet Gabung ke NATO, Rusia Minta Garansi Keamanan

Jumat 28-01-2022,19:10 WIB
Reporter : tiko

Radartasik.com - Bergabungnya negara-negara bekas pecahan Uni Soviet ke NATO membuat Rusia tidak terima. Ukraina yang dulu merupakan blok Soviet, kini juga tengah mengajukan diri menjadi anggota. Rusia ingin garansi keamanan, yakni NATO menghentikan ekspansi ke timur dengan menerima negara-negara bekas Uni Soviet.

Keberatan pihak Rusia, kemarin dijawab secara tertulis oleh AS maupun NATO. Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan sudah mengirimkan surat ke Kremlin. Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, surat tersebut menawarkan jalur diplomatik ke Rusia untuk mengakhiri kebuntuan.

Isi surat itu mencakup kekhawatiran AS dan sekutunya tentang tindakan Rusia yang merusak keamanan, kekhawatiran yang telah diajukan Rusia, dan usulan Washington terkait dengan hal-hal yang bisa mereka sepakati bersama.

”Tanggapan AS memperjelas prinsip utama kami, termasuk terkait dengan kedaulatan Ukraina dan haknya untuk memilih menjadi bagian dari aliansi keamanan seperti NATO,” tegas Blinken seperti yang dikutip BBC.

Dengan kata lain, AS menolak permintaan Rusia. Namun, pintu aliansi NATO tetap terbuka lebar. 

Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengirimkan surat terpisah. Senada dengan AS, NATO menyerukan untuk meredakan ketegangan dan memilih jalur diplomasi. 

AS dan NATO mengadakan serangkaian pembicaraan dengan para pejabat Rusia selama beberapa pekan terakhir. Namun, negosiasi sejauh ini gagal untuk mengakhiri krisis. Bukannya mereda, ketegangan justru meningkat.

”Kami melihat ada tambahan pasukan bukan hanya di dalam dan sekitar Ukraina, tapi juga di Belarus. Di sana Rusia sedang mengerahkan ribuan pasukan, ratusan pesawat, sistem pertahanan misil S-400, dan senjata canggih lainnya, ” papar Stoltenberg.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko menyatakan, pihaknya akan mempelajari lebih dulu tawaran diplomasi NATO.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam ancaman sanksi yang dilontarkan AS dan sekutunya. Dia menjelaskan bahwa para pemimpin Rusia dilarang memiliki aset di luar negeri. Dengan begitu, mereka tidak akan terdampak oleh sanksi dari negara lain.

Terpisah, Rusia, Ukraina, Jerman, dan Prancis telah sepakat menjaga gencatan senjata di wilayah timur Ukraina. Kesepakatan itu dibuat lewat serangkaian dialog yang berlangsung di Paris. Negosiasi ini adalah bagian dari pembicaraan Normandy yang bertujuan mengakhiri kerusuhan di wilayah tersebut.

Para pemberontak Ukraina yang pro-Rusia saat ini memang menguasai sebagian wilayah timur. Terutama di Donetsk. Mereka ingin memisahkan diri dari Ukraina. Negosiasi selanjutnya diadakan dua pekan lagi di Berlin. (jpg/try)
Tags :
Kategori :

Terkait