CEO Telegram: Rusia Melarang Crypto Seperti Membuang Bayi Dengan Bak Mandinya

Senin 24-01-2022,06:30 WIB
Reporter : Achmad Faisal

Radartasik.com, Pavel Durov, direktur eksekutif dan pendiri Telegram, salah satu aplikasi perpesanan paling populer di dunia, mengatakan proposal untuk melarang penambangan cryptocurrency dan transaksi terkait crypto melalui layanan keuangan Rusia akan menyebabkan arus keluar yang tak terhindarkan dari spesialis teknologi tinggi.

Larangan tersebut, yang diajukan oleh bank sentral Rusia, juga akan menghancurkan sejumlah sektor dalam ekonomi teknologi tinggi, kata miliarder itu, seraya mencatat bahwa tidak ada negara maju yang melarang cryptocurrency.

“Larangan seperti itu pasti akan memperlambat perkembangan teknologi blockchain secara umum,” kata Durov dalam postingan yang dibagikan di saluran Telegramnya dan di VK, platform media sosial paling populer di Rusia.

“Teknologi ini meningkatkan efisiensi dan keamanan berbagai aktivitas manusia, mulai dari keuangan hingga seni.”

Awal pekan ini, Bank Sentral Rusia menyerukan agar penerbitan, sirkulasi, pertukaran, dan perdagangan cryptocurrency dan stablecoin dilarang, serta melarang organisasi ini beroperasi di tanah Rusia.

Miliarder berusia 37 tahun itu menyoroti bahwa negara-negara tetangga Rusia, dari Ukraina hingga Uzbekistan, mengadopsi undang-undang dan peraturan canggih terkait sektor blockchain, karena mereka tidak mau ketinggalan kemajuan teknologi dan ekonomi.

Menurut Durov, Rusia adalah salah satu negara terkemuka di dunia dalam hal jumlah profesional kelas atas yang bekerja di industri blockchain.

“Regulasi yang bijaksana akan memungkinkan negara untuk menyeimbangkan distribusi kekuatan dalam sistem keuangan internasional dan menjadi salah satu pemain utama dalam ekonomi baru,” tambahnya dikutip dari Russian Today.

Tags :
Kategori :

Terkait