Manchester United Mengalami Masalah Ruang Ganti Yang Sama Dengan Juventus Karena Ronaldo

Sabtu 22-01-2022,14:10 WIB
Reporter : Achmad faisal

Radartasik.comCristiano Ronaldo digambarkan sebagai sosok yang tidak mempersatukan di dalam ruang ganti Manchester United, mirip dengan apa yang terjadi di Juventus, terutama musim lalu.

Juventus saat ini belum bisa menggantikan peran pencetak gol terbanyak seperti Cristiano Ronaldo dengan 101 gol dalam 134 penampilan selama tiga tahun di Turin.

Namun, kehadirannya di dalam ruang ganti sering digambarkan berpotensi membahayakan rekan satu timnya.

Pada bulan Mei 2021, La Gazzetta dello Sport menulis Cristiano Ronaldo “terisolasi” di dalam ruang ganti Bianconeri.

Hubungan dengan rekan satu timnya memburuk selama bulan-bulan terakhir masa tinggalnya di Turin dan banyak dari sesama pemain Juventus merasa klub memberi CR7 terlalu banyak kebebasan.

Misalnya, pemain berusia 36 tahun itu tidak berlatih sehari setelah kekalahan Juventus melawan AC Milan pada bulan Mei dan sebagai gantinya mengunjungi pabrik Ferrari di Maranello.

Presiden Juventus Andrea Agnelli dan Ketua dan CEO Exor John Elaknn bahkan menemani bintang Portugal itu dalam kunjungannya.

Cristiano Ronaldo kembali ke Man United dalam kesepakatan €15m pada bulan Agustus, tetapi meskipun masih menjadi mesin pencetak gol yang mematikan, hubungannya dengan rekan tim Setan Merah tampaknya tidak terlalu baik.

"Beberapa pemain muda United merasa Ronaldo sulit didekati, bahkan sumber di ruang ganti united mengatakan, Cavani dengan kemampuan bahasa Inggris yang kacau, menjadi sosok yang lebih menyatukan," tulis The Athletic.

Bahkan kehadiranya di Turin membuat pemain yang kurang berpengalaman seperti Paulo Dybala menyusut di hadapan Ronaldo.

Baik Leonardo Bonucci dan Gigi Buffon baru-baru ini mengomentari kepergian Ronaldo, mengklaim bahwa Bianconeri secara bertahap kehilangan DNA mereka karena pemain berusia 36 tahun itu.

“Kehadiran Cristiano memiliki pengaruh besar bagi kami. Hanya berlatih dengannya memberi kami sesuatu yang ekstra, tetapi secara tidak sadar para pemain mulai berpikir bahwa kehadirannya saja sudah cukup untuk memenangkan pertandingan, ” kata Bonucci pada bulan September.

“Kami mulai gagal dalam pekerjaan sehari-hari kami, kehilangan kerendahan hati, kehilangan keinginan untuk berkorban untuk rekan setim. Selama beberapa tahun terakhir, saya pikir Anda bisa melihatnya.” Lanjut Bonucci dikutip dari Football Italia.

“Kami mencapai Final Liga Champions pada 2017 karena kami adalah tim yang penuh pengalaman, tetapi di atas semua itu, kami adalah satu kesatuan dan ada persaingan untuk tempat di grup yang sangat kuat. Kami kalah dengan Ronaldo,” tambah Buffon bulan lalu. (sal)
Tags :
Kategori :

Terkait