radartasik.com, BANJAR — Jalur pipa milik Perumdam Tirta Anom Kota Banjar bocor. Kebocoran itu diduga akibat adanya galian proyek. Aliran air bersih ke pelanggan perusahaan daerah tersebut pun terganggu.
Direktur Perumdam Tirta Anom Kota Banjar E Fitrah Nurkamilah mengatakan, pipa yang mengalami kerusakan itu berada di Sukarame dan Lembur Balong.
“Kerugiannya jelas menyebabkan pelayanan terhadap pelanggan kami (Perumdam Tirta Anom, Red) terganggu. Air bersih jadi tidak mengalir, karena sering terjadi kebocoran pipa akibat galian. Kami menyayangkan pihak yang melakukan galian tidak melakukan perbaikan lagi setelah terjadi kerusakan,” tegasnya, Jumat (21/1/2022).
Ia berharap pada pekerjaan galian selanjutnya, baik oleh pihak swasta maupun pemerintah harus ada koordinasi yang baik. Sehingga jika terjadi kerusakan pipa air bersih (bocor) maka bisa segera ditangani.
Selain kerugian terhadap pelanggan, pihaknya juga mengalami kerugian imateril. Sebab, petugas perbaikan harus intens memantau dan memperbaiki jaringan yang seharusnya tanggung jawab yang mengerjakan proyek galian.
“Kita sudah berkali-kali menyampaikan supaya ada koordinasi, namun tetap saja kalau ada kerusakan kami yang harus memperbaiki. Sedangkan kami juga sedang melakukan perbaikan peningkatan pelayanan,” ujarnya.
Ia geram. Pasalnya banyak pipa distribusi pelayanan air bersih yang bocor akibat dari beberapa pekerjaan galian di pinggir jalan. “Banyak pipa-pipa PDAM yang bocor akibat galian, disayangkan juga kurang koordinasi,” kata dia.
Tak sedikit, kata dia, pekerjaan penggalian yang diduga merusak pipa distribusi air bersih. Namun pihak pekerja proyek enggan memperbaiki kembali.
“Sesudah bocor itu juga kalau ketahuaan baru bilang. Kalau nggak ketahuaan, pasti langsung ditimbun. Akhirnya pelanggan banyak komplain air nggak nyampai. Saya suka jadi kesal karena kerugiaan kita bukan hanya di materi, yang lebih besar itu kerugiaan moril. Karena kita itu selalu dituntut pelayanan yang maksimal,” kata Fitrah.
“Kerusakan memang menjadi risiko karena galian. Namun yang terpenting ada koordinasi, sehingga ketika terjadi kerusakan bisa segera diperbaiki baik oleh pihak yang mengerjakan penggalian maupun oleh kami (Perumdam),” kata dia. (cep)