Belum Terima Laporan Resmi soal Murid SD yang Meninggal Usai Divaksin, Disdik Kota Tasik Berharap Screening Lebih Ketat

Rabu 19-01-2022,11:00 WIB
Reporter : Usep Saeffulloh

Radartasik.com,  TASIK — Sampai (19/1/2022) pagi, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, belum menerima hasil resmi berkaitan penyebab kematian siswa sekolah dasar di Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Hj Eli Suminar mengatakan, sampai hari ini (19/1/2022) pihaknya belum menerima laporan resmi penyebab siswa SD yang meninggal usai divaksin Covid-19

"Kita belum menerima laporan yang resmi, baru informasi yang sebelumnya yakni karena DBD," kata Hj Eli Suminar kepada radartasik.com, Rabu (19/1/2022).

Menurutnya dia, pihak Dinkes saat ini baru akan merapatkan bersama tim KIPI Kota Tasikmalaya untuk penyebab kematian siswa SD setelah vaksinasi itu. 

"Katanya ada rapat tim KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) untuk laporan resmi penyebab kematian saya belum tahu akan kita terima, kita akan menunggu laporan resminya," ungkap Ely.

Melihat, kasus tersebut, pihak Disdik Kota Tasikmalaya berharap sebelum pelaksanaan vaksinasi, khususnya bagi siswa saat pengecekan kesehatan siswa agar lebih teliti lagi. 

"Harapan kami ya lebih teliti saja ke depan dalam hal screening lebih ketat, agar tidak terjadi KIPI setelah divaksin," ujar Hj Eli Suminar berharap.

Hj Eli Suminar juga berharap, bila siswa yang memiliki penyakit, tidak segan untuk berbicara kepada tim vaksinasi. 

"Termasuk bila saat itu kondisi tubuh sedang sakit, apalagi memiliki penyakit bawaan," kata Hj Eli Suminar mengimbau. 

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat, sebelumnya, menjelaskan hasil penyelidikan kasus kematian siswa SD di wilayahnya usai menerima vaksin.

Kata dia, hal tersebut akibat Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau vaksinasi dengan penyakit bawaan. Hasil itu, menurut dia, sesuai penelusuran para dokter yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) KIPI RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya dengan hasil laboratorium.

"Perlu saya jelaskan bahwa anak itu meninggal dikenal KIPI dengan penyakit bawaan terdeteksi NS1 atau DBD. Hasil penyelidikan itu sesuai penelusuran para dokter yang tergabung dalam Pokja KIPI RSUD Seokardjo Tasikmalaya. Sempat dirawat tapi tak tertolong," ujar Uus, Selasa (18/1/22) siang. 

Uus menerangkan, penyebab kematian anak akibat KIPI dengan penyakit yang mendasarinya ini baru kali pertama terjadi di Kota Tasikmalaya. 

Adapun akibat KIPI dan penyakit bawaannya ini membuat gangguan aku pada fungsi liver korban sampai akhirnya meninggal dunia. 

"Sesuai penelusuran pun memang betul bahwa anak meninggal ini sebelumnya menerima vaksin Sabtu (15/1/22) di sekolahnya," terangnya.

"Sempat diperiksa tim Puskesmas sampai akhirnya mengalami penurunan kesadaran dan dibawa ke RSUD Soekardjo ditangani para dokter dari Pokja KIPI," sambungnya.

Tags :
Kategori :

Terkait