Radartasik, Alexey Arestovich penasihat utama Presiden Ukraina mengakui pasukan Rusia bersama dengan orang-orang dari Republik Rakyat Donetsk telah mengambil alih kota Liman di Ukraina.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov juga mengumumkan bahwa Liman telah "sepenuhnya dibebaskan dari nasionalis Ukraina."
Tepat sebelum jatuhnya kota Liman, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba menggambarkan situasi di Donbass "sangat buruk" bagi pasukan Ukraina selama pertemuannya dengan sekutu Barat di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos.
Sekarang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengisyaratkan selama panggilan video di WEF bahwa dia sekarang bisa bersedia untuk duduk untuk negosiasi dengan Vladimir Putin.
Walaupun menggambarkan kepala negara Rusia sebagai delusi, Zelensky mencatat Putin satu-satunya pejabat Rusia yang layak diajak bicara.
Menurut presiden Ukraina, jika Putin “mampu mewujudkan” apa yang disebut Zelensky sebagai kenyataan, “maka, mungkin, kita dapat mencoba dan menempuh jalan diplomatik, kecuali jika sudah terlambat.”
Ketika dimintai komentar atas pernyataan terakhir Zelensky, Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin mengatakan bahwa Moskow meragukan kepemimpinan Ukraina benar-benar bersedia merundingkan perdamaian. Pejabat Rusia menunjukkan bahwa “pembicaraan telah dibekukan oleh sikap pihak Ukraina.”
BACA JUGA:Jatuhnya Kota Liman Karena 1 Pasukan Ukraina Harus Menghadapi 7 Prajurit Rusia
Peskov juga mengklaim bahwa pejabat tinggi Ukraina memiliki kebiasaan untuk terus-menerus membuat pernyataan yang bertentangan satu sama lain, yang membuat tidak mungkin untuk sepenuhnya memahami niat mereka dan apakah mereka siap untuk mengambil pendekatan yang bijaksana dan mengakui keadaan sebenarnya dari urusan masih menjadi pertanyaan.
Sebelumnya kantor presiden Ukraina menerbitkan pidato video Zelensky di mana ia mengomentari kemajuan terbaru pasukan Rusia. Namun, presiden bersikeras bahwa "Donbas akan menjadi Ukraina," dan bersumpah untuk merebut kembali wilayah itu dengan paksa.
Pidato Zelensky bertepatan dengan laporan di beberapa media AS yang mengklaim bahwa pemerintahan Biden telah memberikan lampu hijau untuk mengirimkan sistem roket peluncuran ganda jarak jauh buatan AS ke Ukraina.
Kiev telah lama meminta sistem M270 MLRS dan M142 HIMARS dari sekutu Amerikanya, dengan alasan bahwa senjata ini dapat membantu mengubah keadaan di tengah serangan Rusia di Donbass.
DIkutip dari Russian Today, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Bloomberg, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga meminta sekutu Ukraina untuk menyediakan M270 MLRS kepada Kiev.
Menurutnya hanya senjata itu yang dapat membantu militer Ukraina mempertahankan diri melawan Rusia yang sangat brutal. Tapi Johnson kemudian berhenti menjanjikan salah satu MLRS yang dimiliki oleh tentara Inggris.
Anatoly Antonov duta Besar Rusia untuk AS telah memperingatkan Washington agar tidak memberikan sistem rudal kepada Kiev yang dapat digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.