Radartasik.com — Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sempat tertunda hampir dua tahun, kini mulai berlangsung di berbagai wilayah. Kerinduan untuk menimba ilmu di sekolah tentunya menggelora, namun sayang, di Jakarta, PTM dinodai dengan ulah oknum siswa SMP melakukan tawuran hingga mendatangkan korban jiwa.
Seorang pelajar SMP berinisial RC, 15, tewas akibat terkena sabetan celurit di bagian kepala. Peristiwa terjadi di Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat pada Rabu (5/1) lalu. Dalam kasus ini Polsek Cengkareng, Jakarta Barat telah menangkap 21 orang.
“Total yang diamankan ada 21 orang. Pihak yang tawuran 18 orang, dan pihak korban ada 3 orang,” kata Kanit Reskrim Polsek Cengkareng Iptu Tri Bintang Baskoro seperti dilansir dari jawapos.com dalam keterangan tertulis, Minggu (9/1).
Plt Kabid Pembinaan SMP Drs H Asep Rusyadi MP.d merasa prihatin dengan kasus yang terjadi di Jakarta itu. Menurut dia, sampai Senin (10/01) sore, PTM Terbatas di Kota Tasikmalaya berjalan lancar.
Di Kota Tasikmalaya, kata dia, tidak ada tawuran antarpelajar. Kendati begitu, Disdik juga mengingatkan para kepala sekolah khususnya tingkat SMP, untuk mengawasi siswanya. Terlebih saat ini baru dimulainya PTM Terbatas.
Dijelaskan Asep, sebagai antisipasi terjadinya tawuran antarpelajar, pelaksanaan semester genap ini, pendidikan karakter adalah pola yang jitu. Dimana sistem pendidikan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter positif kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai positif tersebut.
“Pendidikan karakter sangat erat dengan pendidikan moral. Tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu siswa secara terus-menerus guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik,” ungkap Asep kepada radartasik.com secara tertulis.
Dirinya juga mengimbau para kepala sekolah SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya agar menguatkan pendidikan karakter. “Ini harus lebih ditekankan lagi (oleh para kepala sekolah SMP). Agar perilaku anak didik terhindar dari perbuatan merugikan. Baik merugikan diri siswa atau untuk lingkungan sekolah khususnya untuk Kota Tasikmalaya ini,” imbaunya. (try/radartasik.com)